Meutya Hafid: Literasi Digital Adalah Tameng Utama Melawan Konten Negatif Internet
MALANG – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan komitmen pemerintah untuk memerangi judi dan pinjaman online ilegal (judol/pinjol) ilegal yang mengancam dan kian meresahkan masyarakat.
Hal tersebut ditegaskan Meutya saat melakukan kunjungan kerja bertajuk “Digital Bersih: Kampanye Anti Judol dan Pinjol Ilegal” ke Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (5/1/2025).
“Saya pastikan pemerintah akan terus bekerja untuk memastikan pembangunan infrastruktur digital, pemberdayaan UMKM, dan edukasi teknologi berjalan maksimal,” ujarnya.
Di Desa Kidal Meutya sekaligus meninjau langsung pemanfaatan infrastruktur digital di Madrasah Ibnu Sina sekaligus berdialog dengan siswa-siswi mengenai bahaya dan ancaman judol dan pinjol.
“Mendidik anak tidak hanya soal teknologi. Pendampingan orang tua dan guru menjadi kunci utama untuk menjaga serta mengatur waktu penggunaan teknologi agar tidak berlebihan,” ujar Meutya seraya menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur telekomunikasi harus memberikan manfaat maksimal yang merata di seluruh wilayah tanah air, termasuk di kawasan perdesaan seperti Desa Kidal.
Infrastruktur Digital untuk Semua
Madrasah Ibnu Sina adalah salah satu dari 5.400 titik madrasah dan sekolah di seluruh Indonesia yang telah dilengkapi akses internet melalui program Kementerian Komunikasi dan Digital pada 2024.
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut dimanfaatkan dengan bijak, terutama untuk mendukung proses belajar mengajar dan meningkatkan literasi digital siswa.
Di madrasah ini, akses internet didukung oleh satelit milik Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). “Meski berada di Pulau Jawa, harus kita akui kita masih menghadapi tantangan konektivitas. Ini membuktikan bahwa kerja kita masih jauh dari selesai. Kami berkomitmen membangun infrastruktur yang merata hingga ke pelosok Indonesia,” tegas Meutya.
Edukasi dan Bantuan Teknologi
Selain meninjau infrastruktur, Kementerian Komdigi turut memberikan bantuan perangkat teknologi berupa laptop dan proyektor LED untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Menteri Meutya juga menyerahkan materi edukasi seperti poster, flyer, dan video animasi sederhana yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya konten negatif, termasuk judol dan pinjol ilegal.
Meutya Hafid menyampaikan bahwa pemahaman bahaya judol dan pinjol ilegal harus dimulai sejak dini. “Literasi digital adalah tameng utama melawan konten negatif. Orang tua dan guru harus berperan aktif, bukan hanya mengawasi, tetapi juga memberikan pemahaman kepada anak-anak,” katanya.
Judi online dan pinjol ilegal dikategorikan sebagai ancaman serius terhadap keamanan digital dan kesejahteraan masyarakat. Menkomdigi mengungkapkan, “Selain merugikan secara finansial, ancaman ini juga memiliki dampak psikologis yang besar, khususnya pada anak-anak dan keluarga.”
Pada berbagai fasilitas publik termasuk sekolah disediakan informasi resmi tentang layanan pengaduan untuk kasus judi online dan pinjol ilegal. Masyarakat dapat mengakses nomor hotline atau aplikasi pengaduan digital yang disiapkan, di antaranya adalah Aduankonten.id, yang juga menyediakan layanan WhatsApp di 0811-9224-545.
Ada juga WA chatbot Stop Judi Online di 0811-1001-5080. Selain itu, portal Aduannomor.id bisa digunakan untuk melaporkan penyalahgunaan nomor seluler untuk penipuan, dan Cekrekening.id untuk melaporkan rekening bank atau e-wallet yang diduga terlibat tindak pidana.
Internet Sehat untuk Masa Depan Digital
Menkomdigi menyadari bahwa keberhasilan transformasi digital tidak hanya bergantung pada pemerintah. “Kami membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk operator seluler swasta, untuk menjangkau daerah-daerah yang masih sulit sinyal,” jelasnya. Meutya juga menegaskan bahwa program pemerintah akan terus diperkuat untuk mendorong literasi digital hingga ke daerah terpencil.
Pemerintah juga terus menggalakkan sosialisasi terkait pengelolaan keuangan bagi pelajar sebagai upaya mencegah ketergantungan pada pinjol ilegal. Pemahaman tata kelola keuangan, menurut Meutya, perlu diajarkan sejak dini agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola uang dan tidak terjebak dalam utang yang tidak sehat.
Ini Jawaban Presiden Prabowo Soal Pengganti Gus Miftah pasca Mundur dari Utusan Khusus Presiden
Menkomdigi berharap akses internet yang telah dibangun dapat menjadi alat untuk mendukung pendidikan yang positif dan produktif. “Kita membangun infrastruktur bukan untuk hal-hal yang negatif, melainkan untuk menciptakan internet yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Dengan pendekatan komprehensif, Kementerian Komdigi optimistis mampu menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mempercepat pemberantasan ancaman digital seperti judol dan pinjol ilegal.