Kawah Sileri Gunung Dieng Alami Erupsi Freatik, Status Waspada Level II
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan kawah sileri Gunung Dieng mengalami erupsi freatik dengan menyemburkan lumpur sejauh maksimal 50 meter.
Gunung Dieng yang berada pada ketinggian 2565 mdpl itu secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah saat ini masih berada pada status waspada atau level II.
“Tanggal 6 Januari 2025 pukul 10:58:02 WIB kembali terjadi erupsi freatik di Kawah Sileri berupa semburan lumpur sejauh ±50 meter ke arah utara dan barat laut, ±25 meter ke arah barat, dan ±5 meter ke arah selatan,” ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).
Wafid mengatakan erupsi ini terekam di seismograf digital dengan durasi sekitar 56,8 detik dan amplitudo maksimum 42,7 mm. Visual asap erupsi berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 70 meter dari permukaan air kawah.
Beda Gus Miftah dan Gus Iqdam pada Penjual Minuman: Satu Mengolok-olok, yang Lain Beri Uang
“Erupsi freatik kali ini tidak didahului oleh tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan baik secara visual maupun instrumental (kegempaan dan/atau geokimia) sebelum terjadinya erupsi. Kegempaan tidak mengalami peningkatan dan suhu air Kawah Sileri dalam tiga hari terakhir berfluktuasi antara 63 hingga 71,5 derajat Celcius (normal). Sensor suhu masih berfungsi pasca kejadian erupsi,” katanya.
Wafid pun mengatakan erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng. Dalam lima tahun terakhir tercatat pernah terjadi erupsi freatik di Kawah Pagerkandang pada 14 Januari 2019, peningkatan konsentrasi dan aliran gas CO2 di Kawah Timbang pada 15 April 2020 dan 16 Januari 2023, erupsi freatik di Kawah Sileri pada 29 April 2021 dengan lontaran lumpur dalam radius kurang dari 500 meter.
Kemudian peningkatan kegempaan Kawah Sileri pada 13 Januari 2023, serta erupsi freatik di Kawah Siglagah pada 30 Juli 2021 yang menyemburkan lumpur dalam radius kurang dari 10 meter yang disertai dengan suara dentuman yang sesekali terdengar hingga jarak 100 meter. Terbaru pada 18 Desember 2024 yang lalu terjadi erupsi freatik di Kawah Sileri berupa semburan lumpur sejauh ±100 meter ke arah utara sampai timur, ±25 meter ke arah barat, dan ±10 meter ke arah selatan.
Wafid pun mengimbau kepada masyarakat sekitar Kawah Sileri agar tetap tenang, tidak perlu ada pengungsian, dan tidak terpancing isu yang tidak jelas sumber beritanya. Selain itu telah melakukan pemeriksaan atau pengukuran konsentrasi gas di sekitar Kawah Sileri.
“Hasil pengamatan dan pengukuran pasca erupsi, konsentrasi gas vulkanik di sekitar area Kawah Sileri terukur dalam ambang normal dan visual asap kawah teramati putih tipis dengan tinggi sekitar 20-40 meter dari permukaan air kawah. Kegempaan vulkanik tidak terekam pasca erupsi,” paparnya.
Wafid pun meminta masyarakat dan pengunjung ataupun wisatawan agar tidak memasuki wilayah radius 500 meter dari pusat Kawah Sileri dan tidak diperbolehkan bermalam di sekitar kawah.
“Masyarakat dan pengunjung, wisatawan agar tidak memasuki Kawah Timbang dan juga agar waspada saat melakukan penggalian tanah di sekitarnya karena berpotensi terancam gas CO2. Masyarakat dan pengunjung, wisatawan agar tidak memasuki kawah-kawah lainnya di kompleks Dieng yang berpotensi terjadi erupsi freatik dan/atau memiliki konsentrasi gas tinggi yang berbahaya bagi kehidupan,” imbaunya.