Benarkah Deteksi HMPV Bisa dengan Swab PCR? Ini Kata Ahli

Benarkah Deteksi HMPV Bisa dengan Swab PCR? Ini Kata Ahli

Terkini | okezone | Kamis, 16 Januari 2025 - 13:29
share

Belakangan beredar informasi terkait deteksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang disebut-sebut bisa dilakukan dengan swab PCR. Polymerase chain reaction test atau tes PCR adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari suatu bakteri atau virus. 

Pemeriksaan PCR adalah prosedur yang kerap dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis berbagai penyakit, salah satunya COVID-19. Lantas, benarkah tes swab PCR bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi virus HMPV? Berikut ulasannya, dirangkum Rabu (15/1/2025).

Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi RSUI, dr. Irandi Putra Pratomo mengatakan mendeteksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) memang bisa dilakukan melalui metode swab hidung PCR. dr. Irandi mengatakan, metode swab hidung seperti PCR pada kasus virus di saluran pernapasan termasuk dalam pengecekan standar untuk mengetahui jenis virus yang masuk ke tubuh melalui jalur udara ketika seseorang mengalami gejala pernapasan.
 
“Untuk HMPV sendiri sudah ada sebenarnya seperti ini, jadi, skenario yang bisa saya bayangkan adalah ketika seseorang mengalami gejala pernapasan termasuk dengan khasnya gejala terinfeksi virus yang demam, kemudian menggigil juga kemudian sesak nafas, pada akhirnya idealnya kita periksa dengan swab hidung kemudian periksakan PCR,” kata dr. Irandi, melansir dari Antara. 
 
Menurutnya, prinsip kerja swab PCR adalah mengambil sampel pada rongga hidung dan diperiksa di laboratorium untuk menemukan virus yang ada. Baik pada COVID-19, influenza dan HMPV metode ini sama, dan bisa dilakukan dengan multiplex PCR. Virus yang ditemukan juga bukan spesifik satu jenis namun beberapa jenis.
 
dr. Irandi juga menyebut, metode ini bisa mendeteksi virus pada saluran pernapasan dan bisa mencegah memberatnya gejala karena cepat ditangani, sejak virus hinggap di sel tubuh selama 3-6 hari.
 
“Kalau untuk dalam rangka pengobatan kita tahunya PCR untuk ini jenis virus apa, jadi cukup untuk mendiagnosis yang tadi alat diagnosisnya yang bisa swab untuk ketahuan virus Influenza, atau RSV, atau MPV atau SARS-CoV-2, saya pikir itu sudah cukup,” katanya.
 
Ia menjelaskan pada virus HMPV, belum ada obat dan vaksin spesifik yang bisa menyembuhkan. Pada gejala infeksi seperti peradangan, demam, menggigil dan sesak nafas, bisa diobati dengan obat yang tersedia.  Sementara, vaksin HMPV dalam waktu dekat belum akan diterbitkan karena belum dalam kategori urgensi.
 
Sebagai informasi, Penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang meningkat pesat di Tiongkok tengah menjadi perhatian serius di tingkat global. Penyakit infeksi pernapasan itu dilaporkan telah menyebar dan masuk ke sejumlah negara.

 

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, virus HMPV telah terdeteksi di Indonesia, khususnya pada anak-anak berusia dibawah 14 tahun.  Virus ini sebenarnya pertama kali ditemukan pada tahun 2001. Data per Januari 2025 ini sudah ada 79 kasus HMPV di Indonesia, khususnya daerah Jakarta.

HMPV ini merupakan virus yang menyebabkan infeksi pernapasan pada manusia. Gejala yang ditimbulkan dari HMPV antara lain seperti batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Pada kasus terparahnya dapat menimbulkan kesulitan bernapas, bronchitis, dan Pneumonia.

HMPV dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita, seperti droplet (air liur), dan kontak dengan benda yang terkontaminasi. 

Kelompok rentan yang mudah terkena virus ini adalah anak anak dibawah 5 tahun, orang dewasa berusia diatas 65 tahun, pasien dengan imun lemah dan pasien dengan penyakit pernafasan kronis.

Topik Menarik