Kisah Haru Martunis, Korban Selamat Tsunami Aceh Pernah Jadi Satu-satunya Pemain Muslim di Sporting Lisbon

Kisah Haru Martunis, Korban Selamat Tsunami Aceh Pernah Jadi Satu-satunya Pemain Muslim di Sporting Lisbon

Terkini | okezone | Selasa, 21 Januari 2025 - 15:03
share

SIMAK kisah haru Martunis. Korban selamat tsunami Aceh ini pernah jadi satu-satunya pemain Muslim di Sporting Lisbon.

Martunis merupakan anak yang selamat dari bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Namun, banyak orang yang juga mengenalnya karena Cristiano Ronaldo.

1. Terseret Gelombang

Kala itu, Martunis yang masih berusia 8 tahun ikut terseret oleh gelombang tsunami yang menelan lebih dari 230 ribu jiwa itu. Dirinya kemudian terombang-ambing di lautan selama 19 hari dengan hanya memakan mie instan kering serta air mineral yang terapung di sekitarnya.

Setelah lama terombang-ambing di lautan, Martunis akhirnya ditemukan oleh regu penyelamat pada Januari 2005. Saat diselamatkan, Martunis masih menggunakan jersey Timnas Portugal dengan nomor punggung 10 bertuliskan nama Rui Costa.

2. Perhatian Dunia

Hal ini rupanya menarik perhatian pecinta sepakbola di dunia. Ronaldo yang tergugah lalu datang ke Aceh untuk menemui bocah yang menggunakan replika jersey Timnas Portugal tersebut.

Ronaldo kemudian menolong Martunis dengan membangun kembali rumahnya. Tidak hanya itu, pemain yang kini berseragam Al Nassr itu juga mengangkat Martunis sebagai anak angkatnya.

3. Koneksi Ronaldo

Sebagai seorang ayah angkat, Ronaldo berusaha untuk mewujudkan mimpi sang anak. Salah satunya adalah dengan membuatnya menjadi seorang pesepakbola internasional.

 

Hal itu pun sempat berhasil terwujud pada 2015. Martunis direkrut oleh salah satu tim besar Portugal yang sekaligus tim profesional pertama Ronaldo, yakni Sporting Lisbon.

Perekrutan Martunis ke Sporting Lisbon menjadi pembicaraan pada masa itu. Pasalnya, kiprahnya di dunia sepakbola belum terlalu terlihat. Selain itu, ia menjadi pemain Muslim satu-satunya di tim tersebut.

4. Singkat

Sayangnya, kiprah Martunis bersama Sporting Lisbon tidak berjalan dengan baik. Hanya setahun berada di akademi U-19, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Ada beberapa penyebab kegagalan itu. Pertama, Martunis terlambat merintis karier di Eropa karena berusia 18 tahun kala itu. Kedua, faktor seperti makanan, bahasa, cuaca dan lain sebagainya juga menjadi kendala yang membuat akhirnya Martunis gagal berkiprah di dunia sepakbola internasional.

Itulah kisah haru Martunis, korban selamat tsunami Aceh ini pernah jadi satu-satunya pemain Muslim di Sporting Lisbon. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.

Topik Menarik