Hemat Rp1,1 Triliun, Proyek Gasifikasi Samarinda dan Gorontalo Dilanjutkan di 2025

Hemat Rp1,1 Triliun, Proyek Gasifikasi Samarinda dan Gorontalo Dilanjutkan di 2025

Terkini | okezone | Jum'at, 24 Januari 2025 - 09:52
share

JAKARTA - PT PLN Energi Gas (PLN EG) sebagai anak perusahaan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan melanjutkan program pengoperasian Pipa Gas Tanjung Batu di Samarinda, Kalimantan Timur dan gasifikasi FSRU Gorontalo di 2025. 

"Untuk mendukung PLN EPI melalui penyediaan infrastruktur gas yang andal dan efisien PLN EG akan melanjutkan pengoperasian Pipa Gas Tanjung Batu sepanjang 48,3 km di Samarinda, Kalimantan Timur," kata 
Sekretaris Perusahaan PLN EG Evi Purnama Sari di Jakarta.

1. Proyek Gas Bisa Hemat Rp1,1 Triliun

Infrastruktur ini menggantikan penggunaan HSD dengan proyeksi penghematan biaya sebesar hingga Rp1,1 triliun per tahun. PLN EG juga melanjutkan pekerjaan Gasifikasi FSRU Gorontalo yang sudah beroperasi sejak Februari 2022.

Di samping itu, PLN EG melaksanakan pekerjaan penyediaan infrastruktur fasilitas penyimpanan, transportasi, regasifikasi untuk pembangkit. PLN EG juga melaksanakan penyediaan jasa operation & maintenance melalui pengelolaan dan pemeliharaan aset untuk memastikan keberlanjutan operasional secara optimal.

"Kami percaya bahwa pengelolaan sumber daya gas yang efisien akan menjadi kunci bagi terciptanya keberlanjutan energi yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Evi Purnama Sari. 

 

2. Proyek Gasifikasi 13 Pembangkit Gas di NTB dan NTT Dimulai

Sebelumnya, Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI)  memulai proyek gasifikasi pembangkit listrik tenaga gas di 13 titik strategis di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Upaya ini untuk meningkatkan ketahanan energi di wilayah Timur Indonesia dan mendukung target transisi energi.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menjelaskan program gasifikasi ini untuk mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beralih ke gas yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

“Proyek gasifikasi ini akan mengurangi penggunaan BBM secara signifikan, dari 3,5 juta kilo liter menjadi hanya 0,5 juta kiloliter pada tahun 2030,” ujar Iwan.
 
PLN EPI menargetkan penghematan dalam biaya operasional. Selain itu, gasifikasi juga diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik di berbagai wilayah di Indonesia.

Program gasifikasi klaster Nusa Tenggara pada tahap pertama akan mencakup 13 lokasi pembangkit gas eksisting yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), meliputi PLTMGU Lombok Peaker, PLTMG Mobile Power Plant (MPP) Jeranjang, PLTMG Lombok 2, PLTMG Sumbawa 1,2 dan 3, PLTMG Bima, PLTMG Kupang Peaker, PLTMG Kupang 2, PLTMG Maumere, PLTMG MPP Labuan Bajo, PLTMG Rangko dan PLTMG Flores. Total kapasitas pembangkit dari tiga belas titik ini mencapai 658 Megawatt.

“Kick off yang dilaksanakan pada 23 Desember 2024 di PLTMG Lombok Peaker ini dimulai dengan penyiapan konstruksi untuk memastikan gasifikasi dapat diselesaikan pada pertengahan 2026," jelas Iwan.

Topik Menarik