Bedah Buku Indonesia Naik Kelas, Hilirisasi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
DEPOK – Gagasan mengenai pentingnya hilirisasi sebagai jalan strategis membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah kembali mengemuka dalam kegiatan bedah buku Indonesia Naik Kelas.
Acara ini digelar di Balairung Universitas Indonesia, Depok, pada Jumat (12/12), dan dihadiri oleh kalangan akademisi, praktisi industri, hingga pemangku kebijakan. Buku Indonesia Naik Kelas karya Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan ini menegaskan bahwa hilirisasi tidak lagi dapat dipandang sebatas proyek industrialisasi semata.
Dalam paparannya, Dany menyampaikan bahwa hilirisasi harus ditempatkan sebagai strategi ekonomi nasional yang terintegrasi untuk memonetisasi kekayaan sumber daya alam, memanfaatkan bonus demografi, serta memperkuat posisi geopolitik Indonesia yang semakin strategis di tengah dinamika global.
Menurut Dany, selama bertahun-tahun Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam, namun belum mampu mengelolanya secara optimal untuk menciptakan nilai tambah yang besar bagi perekonomian nasional. Ketergantungan pada ekspor bahan mentah dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat Indonesia sulit naik kelas dan bersaing dengan negara-negara maju.
Melalui bukunya, Dany memperkenalkan kerangka DAI (Distinctive, Adaptive, Inclusive) sebagai fondasi pengembangan industri nasional. Konsep distinctive menekankan pentingnya keunggulan khas Indonesia berbasis sumber daya dan karakter lokal.
Sementara adaptive mendorong industri untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan global, termasuk perkembangan teknologi dan tuntutan keberlanjutan. Adapun inclusive menegaskan bahwa transformasi industri harus melibatkan sebanyak mungkin pelaku, termasuk UMKM dan masyarakat luas.
“Kalau kita ingin Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah, hilirisasi harus menjadi strategi besar. Kita perlu regulasi yang tepat, keterlibatan akademisi dan industri, serta kemampuan memonetisasi keunggulan lokal secara optimal,” ujar Dany dalam sesi diskusi.
Kebijakan Hilirisasi Perlu Didukung Stabilitas Ekonomi
Buku ini juga menyoroti besarnya potensi Indonesia untuk menjadi pemain utama di tingkat global. Selain kekayaan sumber daya alam dan bonus demografi, tren transisi energi dunia turut membuka peluang besar bagi Indonesia, terutama dalam penyediaan mineral strategis yang dibutuhkan untuk teknologi energi bersih.
Namun, peluang tersebut dinilai tidak akan maksimal tanpa dukungan stabilitas ekonomi dan politik yang kuat, serta harmonisasi regulasi yang berkelanjutan.
Dalam konteks tersebut, Dany menekankan pentingnya konektivitas antara dunia industri dan akademisi. Kampus diharapkan tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga pusat inovasi yang mampu melahirkan riset aplikatif, laboratorium industri, dan sumber daya manusia yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja masa depan.
Pandangan tersebut sejalan dengan pernyataan Menteri Koperasi Ferry Joko Juliantono yang hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi harus berjalan seiring dengan prinsip kedaulatan ekonomi.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam harus dikuasai dan dibiayai oleh negara, serta dimanfaatkan untuk membangun industri nasional yang kuat dan mandiri.
Tak Prioritaskan Armada Baru Meski Dapat Dana Jumbo dari Danantara, Begini Strategi Garuda (GIAA)
“Presiden menekankan bahwa hilirisasi tidak boleh dilepaskan dari penguasaan sumber daya alam oleh negara. Industri harus dibangun sendiri, dibiayai sendiri, dan di sinilah koperasi memiliki peran strategis sebagai mitra pembangunan ekonomi nasional,” ujar Ferry.
Sementara itu, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengingatkan bahwa keberhasilan hilirisasi sumber daya alam harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia menilai pendidikan menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan dalam upaya Indonesia naik kelas.
“Selain sumber daya alam, kita juga harus serius membangun sumber daya manusia. Jika melihat berbagai indikator dan peringkat pendidikan global, Indonesia masih tertinggal dan ini harus menjadi perhatian bersama,” kata Hashim.
Melalui peluncuran dan bedah buku Indonesia Naik Kelas, Dany Amrul Ichdan menegaskan bahwa transformasi ekonomi nasional hanya dapat dicapai melalui hilirisasi yang terstruktur, penguatan kualitas sumber daya manusia, serta kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan akademis sekaligus panduan praktis bagi pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan dan strategi menuju visi Indonesia Emas 2045.










