Chivu Tetap Puas Meski Inter Tersingkir Dramatis dari Piala Super Italia

Chivu Tetap Puas Meski Inter Tersingkir Dramatis dari Piala Super Italia

Olahraga | inews | Sabtu, 20 Desember 2025 - 12:15
share

RIYADH, iNews.id — Pelatih Inter Milan, Cristian Chivu, menegaskan kepuasannya terhadap performa pasukannya meski harus tersingkir dari Piala Super Italia lewat adu penalti melawan Bologna.

Main di King Saud University Stadium, Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (20/12/2025) dini hari WIB, Inter Milan memulai laga dengan sempurna ketika unggul cepat pada detik ke-73. Alessandro Bastoni memotong bola liar lalu mengirim umpan silang ke tiang jauh yang diselesaikan Marcus Thuram lewat tendangan voli akrobatik. 

Gol kilat tersebut sempat memberi kendali awal bagi Nerazzurri sebelum Bologna bangkit.

Bologna menyamakan kedudukan melalui titik penalti setelah Yann Bisseck dinilai melakukan handball. Riccardo Orsolini menjalankan tugasnya dengan baik. 

Skor imbang bertahan hingga 90 menit, termasuk momen krusial ketika kiper Inter, Josep Martinez, melakukan penyelamatan penting atas peluang Giovanni Fabbian di masa tambahan waktu.

Adu penalti menjadi penentu nasib. Alessandro Bastoni, Nicolò Barella, dan Bonny gagal mengeksekusi dengan sempurna, sementara Ciro Immobile memastikan kemenangan Bologna untuk melaju ke Final Piala Super Italia menghadapi Napoli.

Chivu Puas dengan Intensitas Inter

Usai laga, Chivu mengaku puas dengan permainan asuhannya meski harus tersingkir karena kalah adu penalti. 

“Penalti menurut saya adalah lotere, saya mengagumi keberanian pemain yang mengangkat tangan dan mengatakan mereka akan mengambilnya. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilatih, karena emosi dalam situasi pertandingan tidak bisa direplikasi,” ujar Chivu kepada Sport Mediaset.

“Saya pikir tim saya menampilkan performa yang hebat, terutama di babak kedua, mereka menunjukkan kualitas dan intensitas, hal-hal yang selalu saya inginkan dari para pemain saya.”

Laga ini juga diwarnai kontroversi ketika Inter sempat mendapat penalti, namun keputusan tersebut dibatalkan setelah tinjauan VAR. Ange-Yoan Bonny dinilai lebih dulu menjulurkan kaki untuk mengenai Torbjorn Heggem. Menanggapi hal itu, Chivu menegaskan fokusnya tetap pada tim sendiri.

“Saya tidak berbicara tentang wasit atau keputusan mereka, mereka memiliki VAR dan bisa mengevaluasi semua rekaman,” kata dia.

“Saya ingin berbicara tentang tim saya sendiri, apa yang bisa kami tingkatkan dan apa yang harus kami pelajari, karena itulah tugas seorang pelatih. Dalam kondisi baik atau buruk, kami melangkah maju dengan kepala tegak.”

Chivu juga mengakui tekanan Bologna setelah gol cepat Inter. “Tepat setelah gol kami adalah momen paling sulit, karena mereka menekan dengan keras dan kami kesulitan keluar. Kami mencoba meminta striker menahan bola, tetapi dukungan tidak cukup. Di babak kedua kami jauh lebih baik, mengontrol permainan dan menciptakan peluang,” tuturnya ku

Keputusan menempatkan Lautaro Martinez di bangku cadangan sejak awal juga dijelaskan secara terbuka. 

“Saya tidak akan berani mengasumsikan kami akan mencapai final. Ini adalah pertandingan kedelapan dalam tiga minggu dan dia memainkan semuanya. Kami tidak bisa kehilangan pemain karena cedera yang bisa dihindari,” tegas Chivu.

Rotasi juga dilakukan di posisi penjaga gawang, dengan Josep Martinez tampil untuk pertama kalinya sejak terlibat kecelakaan mobil tragis pada 28 Oktober. 

“Saya memiliki 25 pemain yang semuanya pantas bermain. Mereka semua juara dan harus diberi kesempatan untuk menjadi protagonis. Musim ini panjang dan kami membutuhkan semua orang,” ujar dia.

Kegagalan ini memperpanjang kekecewaan Inter di ajang ini setelah musim lalu juga kalah di final dari AC Milan. Meski demikian, Chivu menegaskan timnya akan terus melangkah maju dengan keyakinan penuh menghadapi tantangan berikutnya.

Topik Menarik