Dandim Kudus: Perlu Mitra Swasta Untuk Perluasan Program Makan Bergizi Gratis 

Dandim Kudus: Perlu Mitra Swasta Untuk Perluasan Program Makan Bergizi Gratis 

Terkini | pantura.inews.id | Selasa, 7 Januari 2025 - 09:30
share

 

KUDUS, iNewsPantura.id  – Komandan Distrik Militer (Dandim) 0722/Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi, menegaskan pentingnya peran mitra swasta dalam memperluas cakupan Program Makan Bergizi (MBG). Hal ini disampaikannya saat ditemui awak media di Markas Kodim 0722/Kudus.

"Program ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat yang membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk mitra swasta, untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi, terutama bagi ibu hamil, balita, dan pelajar," kata Hermawan.

Saat ini, di Kabupaten Kudus tengah menyiapkan beberapa dapur sehat dan sebuah dapur hybrid yang berlokasi di Pondok Pesantren Nasrul Ummah, Mejobo. Dapur hydrid ini mampu melayani sekitar 3.400 penerima manfaat, meliputi siswa dari 12 sekolah dasar hingga menengah atas serta 8 Raudhatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-kanak (TK) di sekitar lokasi dapur. Namun, cakupan ini masih jauh dari target kebutuhan seluruh wilayah Kudus.

"Kita membutuhkan sekitar 48 dapur sehat untuk menjangkau seluruh masyarakat Kudus, sementara saat ini baru tersedia tiga titik, yakni di kecamatan Bae, Kaliwungu, dan Dawe. Bahkan, total kebutuhan ideal mencapai 88 dapur, termasuk dapur hybrid, dapur umum, dan dapur mandiri," jelasnya.

Dandim mengungkapkan bahwa dapur ideal harus sehat ini memiliki lahan seluas 20x20 meter dengan fasilitas parkir dan akses transportasi yang memadai. Kodim Kudus sendiri menawarkan lokasi di Jati untuk mendukung pelaksanaan program ini, namun ketersediaannya masih terbatas.

Hermawan juga menyebutkan beberapa lokasi yang telah disurvei, seperti bekas SD 3 Gribig, SD Cendono, dan SD di Dawe. Lokasi-lokasi ini rencananya akan direhabilitasi untuk dijadikan dapur sehat. Namun, jika rehabilitasi tidak memungkinkan, dapur tersebut akan dibangun ulang dengan anggaran dari Badan Gizi Nasional (BGN).

"Peran kami (Kodim 0722) adalah menjembatani pelaksanaan program ini, mulai dari mencari lokasi strategis hingga pengawasan pembangunan dan distribusi makanan (nantinya). Kami berharap mitra swasta dapat berperan aktif dalam mendukung infrastruktur dapur sehat ini," tambahnya.

Dandim juga mendorong pondok pesantren untuk ikut berpartisipasi, mengingat mereka telah memiliki infrastruktur dan SDM yang memadai, sebagai dapur hybrid. "Kami sudah menyampaikan informasi terbaru kepada pesantren yang bersedia menjadi mitra. Dengan kolaborasi ini, pelaksanaan program bisa lebih mudah dan cepat diperluas," tuturnya.

Program MBG di Kudus telah melewati beberapa tahap uji coba, termasuk distribusi makanan pada Desember 2024. Pada gelombang pertama ini, fokus program adalah menjangkau wilayah yang sudah memiliki dapur hybrid.

Hermawan berharap, pada gelombang kedua April 2025, program ini dapat berjalan secara lebih meluas. "Kami terus melakukan survei dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah serta mitra potensial. Dengan sinergi yang kuat, saya optimis target 122.000 penerima manfaat di Kudus, termasuk pelajar, ibu hamil, balita, dan santri pondok pesantren, dapat tercapai," tutupnya.

Program MBG di Kudus menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat secara merata. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kerjasama lintas sektor, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta.

Topik Menarik