Miris, Begini Nasib PKL Pujasera Alun - alun Kota Probolinggo Sekarang

Miris, Begini Nasib PKL Pujasera Alun - alun Kota Probolinggo Sekarang

Terkini | probolinggo.inews.id | Senin, 6 Januari 2025 - 20:40
share

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Pedagang makanan penghuni pujasera di Alun - alun Kota Probolinggo ini, semakin miris. Pasalnya, sentral kuliner yang mereka tempati untuk berjualan ini semakin tidak terurus.

Dari atap yang bocor, dikala musim penghujan, rontokan material dari lantai atas, hingga tatanan stand yang sempit dan sangat terbatas.

Para Pedagang ini juga mengeluh, mengalami penurunan omset yang cukup drastis, jika dibanding sebelum menempati area pujasera.

Rokhati, salah satu pedagang makanan di Pujasera Alun - alun ini mengatakan, saat memasuki musim penghujan seperti saat ini, lantai dua sentral kuliner itu bocor.

"Jadi selain nyiprat atau nampes, disini juga bocor, kalau hujannya deras, bahkan kalau di lantai atas sedang ramai, material seperti pasir itu sering berjatuhan, atau logrok ke sini, ya kena makanan, meja juga sering kotor gitu," terangnya, pada senin (6/1/2024) sore.

Belum lagi banyak lapak yang tutup tidak diurus oleh pemiliknya, yang membuat pemandangan di Pujasera Alun - alun Kota Probolinggo itu terlihat kumuh seolah tidak terawat.

"Jadi area yang kita tempati ini kalau bulan puasa kan biasanya rame, nah itu meja yang terbatas, membuat kita sering bertengkar sesama pedagang, ini saya cerita karena pengalaman saya sendiri,"imbuhnya.

Alhasil, mereka pun juga sering kehilangan piring, gelas, sendok. "Ya kan biasanya kalau rame, pengunjung itu belinya disini, duduknya bisa di depan warung lain, karena memang tempat duduknya dibebaskan, nah akhirnya gelas, piring itu hilang karena diambil oleh pedagang lainnya," tuturnya.

Mereka berharap, ada penertiban dari dinas terkait, agar lapak yang sudah lama tutup itu, lebih baik dibersihkan, agar area itu bisa dimanfaatkan untuk meja dan kursi.

Bahkan ada juga lapak yang sudah lama tutup, hampir setahun, namun propertinya tetap tertumpuk di pujasera tersebut.

"Kami disini ini membayar retribusi sebesar 90 ribu perbulannya, kalau area jualannya sempit kecil dan terbatas seperti ini, ya penghasilan ka.i juga terbatas, tidak seramai dulu, ketika tidak ada pujasera seperti ini," ungkapnya.

Belum lagi perihal sumber daya listrik yang sering padam, membuat pedagang berjualan dengan kondisi remang remang.

Seperti halnya saat menjelang malam tahun baru 2025 kemarin, listrik di Pujasera Alun - alun Kota Probolinggo di sisi utara itu padam selama empat hari.

Mereka mengaku sudah melaporkan permasalahan listrik itu kepada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Pedagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo.

Dengan maksud akan segera disampaikan kepada PJU, agar segera mendapatkan penanganan. Namun ternyata tidak ada tindak lanjutnya.

"Kan kalau yang sisi utara ini, kelistrikannya katanya nyambung ke PJU lampu jalan, jadi kalau pagi, juga tidak ada sumber listrik sama sekali dah, beda halnya kalau ada pedagang yang juga menyewa listrik sendiri, sebesar 50 ribu perbulannya, ada juga yang 90 ribu perbulan," ucapnya.

Namun, berbeda halnya untuk Pujasera yang berada di Bundaran Gladak Serang, Kecamatan Kanigaran. selain bangunan yang baru, disana juga lebih ramai, ketimbang kondisi di Alun - alun Kota Probolinggo.

Menurut para pedagang, memang, dahulu, sering ada live musik di pujasera tersebut, untuk menarik minat pengunjung.

"Namun kini sudah tidak ada lagi, bahkan panggung yang ada di tengah itu, sekarang tidak berguna sama sekali," tandasnya.

Topik Menarik