Sejarah Berdirinya Gerakan Pemuda Ansor di Indonesia

Sejarah Berdirinya Gerakan Pemuda Ansor di Indonesia

Terkini | probolinggo.inews.id | Kamis, 16 Januari 2025 - 20:50
share

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Sejarah panjang berdirinya Gerakan Pemuda Ansor di Indonesia, diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan etos kepahlawanan.

GP Ansor ini sendiri terlahir dalam suasana keterpaduam amtara kepeloporan pemuda pasca Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan.

Ansor sendiri juga memiliki peran penting dalam sejarah di tanah air Indonesia. Khususnya saat berjuang melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan.

Organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dilansir dari berbagai sumber, dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab yang kemudian menjadi pendiri NU ini,  membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air).

Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini sendiri, merupakan saran KH. Abdul Wahab, yang merupakan ulama besar, sekaligus guru besar kaum muda saat itu.

Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut.

Gerakan ANO atau yang saat ini disebut GP Ansor, harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam.

Dalam perkembangannya, secara diam - diam, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Barisan Ansor Nahdlatul Oelama (Banoe) yang kelak disebut Barisan Serbaguna (Banser).

Namun, pada masa pendudukan Jepang organisasi - organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO.

Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO.

Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, atau GP Ansor.

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan.

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang di tingkat Kabupaten dan Kota, di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah Tingkat Provinsi, hingga ke tingkat desa.

Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER, yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut, GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya.

Topik Menarik