Antisipasi PMK, Distapang Kebumen Kebut Vaksinasi 

Antisipasi PMK, Distapang Kebumen Kebut Vaksinasi 

Terkini | purwokerto.inews.id | Sabtu, 18 Januari 2025 - 15:00
share

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id-Pemkab Kebumen melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) terus gencar melaksanakan program vaksinasi terhadap hewan ternak sapi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau biasa disebut lato-lato.

Seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Buluspesantren, Kamis, 16 Januari 2025, di Desa Ayam Putih, program vaksinasi dilakukan terhadap ratusan ekor sapi untuk mencegah penyebaran penyakit PMK dan LSD.

Kepala Distapang Kebumen, Teguh Yuliono, menjelaskan bahwa pada awal tahun 2025, pihaknya menerima bantuan sebanyak 1.100 dosis vaksin PMK dan LSD dari pemerintah pusat. Vaksin tersebut didistribusikan secara bertahap kepada peternak dan kelompok ternak (KT) hingga akhir Januari 2025.

“Sebagai langkah pencegahan, kami fokus melaksanakan program vaksinasi. Untuk awal tahun ini, kami mendapatkan 1.100 dosis vaksin bantuan dari pusat yang sudah kami distribusikan secara bertahap hingga akhir bulan,” ujar Teguh, Kamis (16/1).

Teguh mengungkapkan, hingga saat ini, Kabupaten Kebumen masih bebas dari kasus PMK. Namun, kasus LSD atau lato-lato masih terbilang tinggi. Untuk itu, berbagai langkah pencegahan terus dilakukan agar virus tersebut tidak semakin meluas.

“Selain vaksinasi, kami juga memberikan vitamin, melakukan pemantauan rutin bersama dokter hewan, melarang pembelian sapi dari luar daerah, serta mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang dan ternaknya,” tambah Teguh.

Sementara itu, drh. Wahyu Eri Setyawan, Koordinator Puskeswan Kebumen, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi wabah LSD dan PMK. Ia menekankan pentingnya melaporkan sapi yang sakit ke Puskeswan dan menghindari pemberian obat secara mandiri.

 

“Jika ada sapi yang sakit, sebaiknya segera lapor ke Puskeswan, jangan ditangani sendiri. Kami siap melayani 24 jam. Setiap ada kejadian, segera laporkan agar bisa ditangani dengan cepat,” jelas Wahyu.

Ia juga menegaskan bahwa vaksinasi merupakan metode paling efektif untuk mencegah penyebaran virus PMK dan LSD. Oleh karena itu, peternak diimbau untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi yang diwajibkan dua kali dalam setahun.

“Bagi yang belum melakukan vaksinasi, kami harap segera melaksanakannya. Vaksin ini aman dan efektif untuk mencegah virus,” tegasnya.

Wahyu menambahkan, meskipun virus ini tidak menular ke manusia, dampaknya sangat memengaruhi psikologis peternak. “Melihat sapi yang sakit, lemas, lumpuh, atau tidak mau makan pasti membuat peternak stres. Apalagi jika sapi dihargai murah oleh makelar, tentu menjadi beban tambahan,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, selain vaksinasi dan pemberian vitamin, pemeriksaan kesehatan reproduksi sapi serta desinfeksi kandang juga rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak. Sosialisasi mengenai gejala, cara penularan, bahaya, dan penanganan penyakit ini terus digalakkan kepada masyarakat.

“Kami selalu memberikan pendampingan kepada peternak agar mereka memahami dan dapat mencegah penyebaran penyakit ini,” pungkas Wahyu.

Topik Menarik