Eva Noor, Pionir Perempuan Indonesia Kuasai Dunia Kemanan Siber
JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dalam industri teknologi yang didominasi laki-laki, Eva Noor berhasil membuktikan kemampuannya dan menjadi sosok yang berpengaruh di bidang keamanan siber. Selama lebih dari dua dekade, ia telah membangun reputasi yang solid sebagai pemimpin perempuan di industri ini.
Eva Noor menjabat sebagai Ketua Indonesia Women Cyber Security (IWCS), sebuah forum yang dibentuk untuk mendorong lebih banyak perempuan berkontribusi dalam bidang keamanan siber di Indonesia.
Dengan pengalaman puluhan tahun di bidang keamanan siber, Eva telah teruji menghadapi berbagai tantangan kompleks, mulai dari serangan siber yang semakin canggih hingga evolusi ancaman digital.
Di bawah kepemimpinan Eva Noor, PT Xynesis International telah berhasil membangun reputasi yang solid sebagai mitra terpercaya bagi banyak perusahaan dalam melindungi data dan infrastruktur teknologi mereka.
Visi Eva adalah menjadikan keamanan siber sebagai bagian integral dari setiap bisnis di Indonesia, sehingga para pengusaha dapat memanfaatkan teknologi digital dengan aman dan optimal.
“Pelaku usaha tidak hanya perlu bertahan di era digital, tetapi juga tumbuh dengan memanfaatkan peluang, sambil memastikan keamanan digital mereka tetap terjaga,” ujar Eva.
Visi ini pula yang mendorongnya menulis sebuah buku berjudul Pelaku Bukan Pemimpi, yang menjadi inspirasi banyak entrepreneurship mewujudkan mimpi mereka dengan langkah nyata.
Melalui inisiatifnya, Eva sering mengadakan pelatihan dan seminar yang dirancang khusus untuk pelaku usaha di tanah air. Ia memberikan edukasi tentang ancaman siber seperti phishing, malware, dan pencurian data, serta menawarkan solusi sederhana namun efektif untuk mencegahnya.
Rencana Inovatif
Setelah sukses meraih penghargaan Top Digital Award untuk individu dan perusahaannya, Eva Noor kini semakin fokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang keamanan siber, khususnya perempuan. Melalui IWCS, ia tengah menjalankan survei nasional untuk memahami minat dan tantangan yang dihadapi mahasiswi dalam bidang ini.
“Kami ingin tahu, apa saja hambatannya? Dan bagaimana kita bisa membuka lebih banyak peluang agar makin banyak representasi perempuan di dunia keamanan siber,” ungkapnya.
Hasil survei nanti diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan dan program yang lebih inklusif untuk mendorong keterlibatan perempuan dalam bidang keamanan digital.
Sebagai Ketua IWCS, Eva Noor telah menjadikan organisasi ini sebagai tempat untuk komunitas untuk bisa memberi dampak positif di sektor keamanan digital. IWCS berkomitmen menciptakan ruang inklusif yang mendorong partisipasi perempuan dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Di bawah kepemimpinan Eva, IWCS secara rutin mengadakan program pelatihan, seminar, dan diskusi yang membekali perempuan dengan keterampilan teknis dan wawasan strategis.
“Keamanan siber bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kreativitas, ketelitian, dan empati kekuatan alami yang sering dimiliki perempuan,” ujar Eva.
Melalui IWCS, Eva Noor tidak hanya mendorong lebih banyak perempuan untuk berkarier di bidang keamanan siber, tetapi juga berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif di mana semua orang dapat berpartisipasi dalam membangun dunia digital yang lebih aman.