Rusia Warning AS: Tinggalkan Ambisi Dominasi Dunia atau Perang Total!

Rusia Warning AS: Tinggalkan Ambisi Dominasi Dunia atau Perang Total!

Global | sindonews | Selasa, 22 Oktober 2024 - 09:16
share

Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar meninggalkan ambisinya untuk mendominasi dunia atau menghadapi risiko perang total yang dapat berujung pada pemusnahan umat manusia.

Peringatan itu disampaikan Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada hari Senin.

Medvedev, yang merupakan mantan presiden Rusia, mengatakan tujuan Washington adalah mendominasi "Dunia Lama" serta seluruh dunia.

Namun, kata Medvedev, kebijakan tersebut hanya mengarah pada pelemahan dan penghinaan Barat, termasuk Eropa, dalam kerangka tatanan global multipolar modern.

Baca Juga: 10 Negara Diprediksi Terseret Perang Dunia III, Salah Satunya Tetangga Indonesia

Peringatan tersebut muncul dalam posting Telegram Medvedev dalam konteks KTT BRICS di kota Kazan, Rusia, yang akan dimulai pada hari Selasa (22/10/2024).

Medvedev berpendapat bahwa dunia membutuhkan keseimbangan kekuatan, bukan kekuatan yang dominan, yang berarti harus ada penyeimbang penuh terhadap AS, seperti pada masa Uni Soviet.

Menurutnya, perkembangan BRICS sebagai kekuatan global, serta pertumbuhan serikat regional serupa dan pengembangan hubungan yang komprehensif dengan negara-negara di belahan bumi selatan, merupakan tanda-tanda bahwa keseimbangan semacam itu sudah terbentuk.

"Bagaimanapun, alternatif untuk keseimbangan kekuatan semacam itu adalah perang total yang mengarah pada pemusnahan total umat manusia," imbuh sekutu Presiden Vladimir Putin tersebut, seperti dikutip Russia Today.

"Dunia tanpa keseimbangan dalam kondisi saat ini tidak akan bertahan bahkan satu dekade. Jika Barat tidak menyadari kebenaran sederhana ini, maka itu adalah akhir bagi semua orang. Dan ini bukanlah situasi di mana kematian sebagian orang akan berarti kemenangan bagi yang lain," paparnya.

Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012, sebelum menjabat sebagai perdana menteri hingga tahun 2020.

Dia terkenal karena sikap garis kerasnya terhadap perang Ukraina dan kebijakan sanksi Barat terhadap Rusia. Dia juga menuduh AS menjalankan agenda "neokolonialisme global".

BRICS, yang secara luas dipandang sebagai saingan kelompok negara G7, akan mengadakan pertemuan puncak tahunannya yang ke-16 akhir minggu ini.

Awalnya didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, kini terdiri dari sembilan negara, termasuk Afrika Selatan, Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, yang mewakili sekitar 46 populasi dunia dan lebih dari 36 PDB global, menurut perkiraan lembaga keuangan global.

Banyak analis berpendapat bahwa perkembangan pesat kelompok ini menandakan monopoli Barat atas sistem internasional telah berakhir, dan dunia sedang bergerak maju menuju multipolaritas.

Topik Menarik