Dedolarisasi Rusia dan Iran Sudah 100, Berdagang Pakai Rubel dan Rial
Rusia dan Iran telah meninggalkan sepenuhnya penggunaan dolar AS (Amerika Serikat) dalam perdagangan bilateral, dan beralih ke mata uang nasional mereka. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Iran (CBI) Mohammad-Reza Farzin seperti dilaporkan media lokal.
Kepala CBI menyampaikan pernyataan ini dalam Konferensi ke-11 tentang Sistem Perbankan dan Pembayaran Modern di Teheran pada hari Senin (25/11) waktu setempat. Dia mengatakan, langkah dedolarisasi ini merupakan bagian dari rencana untuk melawan "sanksi yang tidak adil."
"Kami telah menandatangani perjanjian mata uang dengan Rusia dan meninggalkan dolar. Sekarang kami hanya memperdagangkan rubel dan rial," kata Farzin seperti dikutip oleh Fars News.
Kedua negara telah sepenuhnya beralih ke mata uang nasional mereka dalam perdagangan.
Bos bank sentral Iran juga mengungkapkan, bahwa otoritas keuangan kedua negara telah menyetujui nilai tukar yang akan digunakan untuk transaksi perdagangan luar negeri.
Iran dan Rusia seperti diketahui keduanya sedang dikenakan sanksi AS, dan pertama kalinya rencana untuk menggunakan mata uang nasional masing-masing alih-alih greenback dalam perdagangan antar kedua negara, disampaikan pada Juli 2022.
Pada Desember lalu, Iran dan Rusia menyelesaikan kesepakatan untuk memakai rubel dan rial dalam perdagangan. Sebagai bagian dari aturan, bank dan pengusaha diizinkan untuk menggunakan platform keuangan dan perbankan alternatif, seperti sistem pesan uang non-SWIFT.
Farzin menyampaikan di awal bulan ini bahwa Moskow dan Teheran telah secara resmi menyelesaikan pemasangan sistem pembayaran nasional mereka, yang akan memungkinkan pelancong dari kedua negara untuk menggunakan kartu debit domestik mereka untuk pembelian di Iran atau Rusia.
Teheran pada akhirnya dapat mulai menggunakan sistem pembayaran Mir Rusia untuk transaksi dengan mitra internasional lainnya, katanya.
Pada hari Senin, kepala CBI memuji hubungan antara Mir Rusia dan sistem perbankan Shetab Iran sebagai pencapaian lain untuk mengembangkan interaksi perbankan. Moskow dan Teheran terus memperkuat hubungan sebagai bentuk perlawanan terhadap sanksi Barat, dengan meningkatkan kerja sama perdagangan dan keuangan.
Kremlin mengatakan, pada bulan Oktober bahwa volume perdagangan bilateral tumbuh sebesar 12,4 dalam delapan bulan pertama tahun ini saja, setelah pada tahun 2023 tercatat lebih dari USD4 miliar.
Menurut Farzin, Iran juga telah melakukan upaya untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama dalam blok ekonomi BRICS. Pada bulan Januari, Iran secara resmi bergabung dengan kelompok tersebut – yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan – bersama dengan Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.