Murka Raja Singasari Kertanegara, Potong Telinga Utusan Kaisar China dan Usir Pulang

Murka Raja Singasari Kertanegara, Potong Telinga Utusan Kaisar China dan Usir Pulang

Infografis | sindonews | Minggu, 19 Januari 2025 - 06:15
share

KERAJAANSingasari berupaya memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Semenanjung Melayu. Namun saat itu misi Raja Singasari Kertanegara mendapat tantangan dari kekaisaran Mongol dari China.

Mereka meminta Singasari mengakui kekuasaan dan menyerahkan upeti.

Kedatangan pasukan Mongol sendiri bersamaan dengan ekspedisi Pamalayu Singasari, untuk menaklukkan beberapa wilayah kerajaan di Pulau Sumatera. Tapi ekspedisi ini akhirnya sampai ke telinga Kekaisaran Mongol, yang membuat marah sang kaisar China itu.

Kaisar China itu akhirnya mengirimkan utusan ke Kerajaan Singasari, sebagaimana dikisahkan pada buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" karya Muhammad Syamsuddin.

Kedatangan utusan bernama Meng Khi ini tentu agar Kerajaan Singasari bisa takluk ke tangan Kekaisaran China kala itu. Utusan Mongol datang pada 1289 ke wilayah Kerajaan Singasari.

Singkat cerita Meng Khi, meminta Singasari dibawah kekuasaan Raja Kertanegara mengakui penguasaan Kaisar Mongol Khubilai Khan.

Namun permintaan ini tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Kertanegara. Penguasa Singasari Raja Kertanegara marah besar dengan kedatangan utusan China ke wilayahnya.

Sebagai raja besar di Pulau Jawa dirinya tak mau tunduk kepada siapapun, termasuk kepada Khubilai Khan dari Kekaisaran Mongol.

Konon Kertanegara juga melukai wajah dari Meng Khi. Bahkan dikisahkan dari beberapa sumber salah satu telinga Meng Khi sempat dipotong oleh Kertanegara.

Hal ini menunjukkan murkanya penguasa Singasari atas ulah Kekaisaran Mongol. Kertanegara pun akhirnya mengusir utusan Meng Khi itu kembali ke Mongol.

Selang beberapa tahun kemudian, Khubilai Khan akhirnya mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Ike Mese, untuk menyerang Kerajaan Singasari.

Pasukan Khubilai Khan ini mendarat di Pulau Jawa pada 1293 Masehi. Di mana saat itu Kertanegara telah lebih dahulu mati akibat terbunuh oleh Jayakatwang dari Kediri.

Pemberontakan Kediri akhirnya menewaskan sang raja terbesar di Kerajaan Singasari Kertanegara. Kertanegara tewas di tangan sang sepupu, sekaligus ipar dan besannya sendiri. Titik kelemahan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Kekaisaran Mongol untuk menyerang Singasari.

Tapi pengiriman pasukan Mongol ini justru membuat Khubilai Khan tertipu, karena di samping dirinya gagal memaksa Jawa tunduk kepadanya. Pasukannya justru dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang cerdik untuk menyerang Kediri.

Saat itu keinginan Kekaisaran Mongol untuk menaklukkan Singasari dimanfaatkan betul oleh Raden Wijaya. Oleh Raden Wijaya Khubilai Khan dihasut bahwa Singasari yang dicari Mongol telah runtuh akibat ulah Jayakatwang dari Kediri.

Maka musuh Mongol seharusnya tidak lagi Kerajaan Singasari dengan Kertanegara-nya, melainkan adalah Jayakatwang yang telah berhasil membunuh Raja Kertanegara.

Dari sanalah akhirnya terjadi tawar menawar antara Raden Wijaya dan tentara Mongol. Di hadapan tentara Mongol, Raden Wijaya berujar siap tunduk kepada Kekaisaran Mongol bila mau menaklukkan Jayakatwang terlebih dahulu.

Ketika tentara Mongol berhasil menggulingkan Jayakatwang, maka Singasari akan ia tegakkan kembali dan berada di bawah penguasaan kekuasaan Mongol. Usul Raden Wijaya pun disetujui oleh tentara Mongol. Keduanya akhirnya berkoalisi menghancurkan Kediri menyerang Jayakatwang.

Topik Menarik