Smelter Nikel Gunakan Energi Bersih Segera Beroperasi di Kolaka

Smelter Nikel Gunakan Energi Bersih Segera Beroperasi di Kolaka

Terkini | sindonews | Jum'at, 24 Januari 2025 - 10:07
share

Smelter Merah Putih milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) siap menghasilkan green nickel product yang akan diserap pasar global. Smelter di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini disokong dengan energi bersih yang bersumber dari PLN. Sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ceria Group berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Dayat Mineral (ESDM). Mereka saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter Merah Putih Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL).

PSN ini diharapkan menjadi salah satu barometer hilirisasi komoditas nikel sebagaimana yang diamanatkan Presiden Prabowo Subianto dalam Keppres No 1/2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Hal ini untuk melaksanakan prioritas pembangunan nasional sesuai Asta Cita dalam percepatan hilirsasi sumber daya alam dan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. PSN Ceria Group kini mendapat perhatian dan pengawasan penuh dari pemerintah, guna memastikan berjalan sesuai target dan tanpa kendala.

Sekda Sulawesi Tenggara Asrun Lio mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT Ceria Nugraha Indotama yang selama ini telah bekerja sungguh-sungguh dan membuktikan mereka benar-benar menjalankan tanggung jawab dan amanahnya sebagai PSN. ”Kita semua bersyukur atas konstribusi yang sudah diberikan Ceria kepada masyarakat. Ribuan orang dari berbagai lapisan dan suku bangsa di Indonesia kini telah bekerja di Ceria,” katanya saat meninjau progres PSN Smelter Merah Putih di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/1/2025).

Menurut Asrun Lio, progres PSN smelter ‘Merah Putih’ Ceria sangat signifikan dan saat ini telah mendekati rampung. Ia pun optimistis smelter RKEF Ceria akan segera beroperasi penuh pada April 2025.

Pada kesempatan itu, Asrun Lio juga mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN) yang dinyatakan dengan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC).

Ia juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo. Adapun, BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group.

Pejabat Bupati Kolaka Muh Fadliansyah mengatakan Ceria merupakan salah satu industri pertambangan nasional terbaik di wilayahnya. Mereka memanfaatkan 100 tenaga kerja dari puta putri terbaik Indonesia.

“Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan,” ujarnya.

Menurut Fadliansyah, dengan melihat progres Smelter Merah Putih yang sudah hampir rampung, ia berharap smelter RKEF Ceria bisa segera beroperasi. “Kami mendoakan semoga smelter Ceria cepat beroperasi agar semakin membuka lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," imbuhnya.

Deputy President Director Ceria, Djen Rizal menjelaskan bahwa smelter ini dibangun PMDN murni yang dimiliki dan dikelola putra daerah. Pendanaan oleh Sindikasi Perbankan Nasional yang dipimpin PT Bank Mandiri Tbk dan Bank SulselBar dan BJB.

“Smelter Merah Putih ini menjadi komitmen Ceria untuk melaksanakan Program Hilirisasi Pemerintah untuk memberikan nilai tambah lebih di dalam negeri sebagaimana di amanatkan di Asta Cita ke 5 dan 6 Presiden Prabowo Subianto yaitu melanjutkan program Hilirisasi dan Pertumbuhan, Pemerataan Ekonomi, Pemberantasan Kemiskinan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Director of Corporate Affairs Ceria ini juga menjelaskan, niatan dan ikhtiar seluruh manajemen yang dimotori putra putri terbaik untuk membangun industri yang berbasis hilirisasi ini melewati perjuangan yang tidak mudah. Dimulai dengan Ground Breaking pembangunan smelter di pertengahan quartal empat tahun 2019.

Kemudian mendapatkan pendanaan di akhir kuartal satu 2022 oleh sindikasi Perbankan Nasional. Kini mereka berpacu mencapai target penyelesaian pembangunan smelter menjelang akhir quartal pertama tahun 2025.

“Perjalanan kami masih panjang. Untuk itu dukungan pemangku kepentingan di tingkat provinsi, kabupaten dan tentunya masyarakat lingkar tambang sangat kami harapkan,” tandasnya.

Topik Menarik