Ayah Maia Estianty Ternyata Mantan Rektor ITS dan Arsitek Legendaris, Ini Profilnya
Ir Harjono Sigit, ayah kandung dari musisi Maia Estianty, dikenal sebagai Rektor ITS yang memimpin kampus tersebutdari tahun 1982 hingga 1986. Ia jugadikenal sebagai tokoh penting dalam dunia arsitektur Indonesia.
Kontribusinya terhadap pengembangan program studi Arsitektur di ITS sangat signifikan. Bersama rekannya, Prof. Dr. Ir. Johan Silas, Harjono merintis program pendidikan arsitektur dari jenjang sarjana hingga doktoral.
Usahanya ini menjadikan program studi tersebut semakin dikenal dan dapat diakses oleh lebih banyak kalangan.
Perjalanan karier akademiknya di ITS cukup panjang. Ia mengajar di jurusan Arsitektur sejak tahun 1964 hingga pensiun pada 2005.
Ia juga sempat menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Arsitektur pada dua periode berbeda (1970–1974 dan 1978–1982), serta menjadi Pembantu Rektor II (1974–1976), sebelum akhirnya dipercaya sebagai Rektor ITS.
Atas dedikasinya, ITS memberikan penghargaan "Angka Nitisastro"—penghargaan yang dinamai dari nama rektor pertama ITS—kepada Harjono Sigit pada perayaan Dies Natalis ke-62 tahun 2022.
Pada kesempatan yang sama, penghargaan juga diberikan kepada Tri Rismaharini dan Budi Karya Sumadi, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial dan Menteri Perhubungan.
Harjono Sigit (tengah) saat menerima penghargaan Angka Nitisastro. Foto/ITS.Riwayat Hidup Harjono Sigit
Dilansir dari laman Ayo Rek, Harjono Sigit adalah cucu dari pahlawan nasional HOS Tjokroaminoto. Ia lahir di Madiun pada 21 September 1939 dan menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya. Setelah lulus SMA pada tahun 1958, Harjono melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan meraih gelar insinyur Arsitektur pada 1964.Sebagai arsitek profesional, Harjono mulai menorehkan karya sejak awal kariernya. Salah satu proyek awalnya adalah merancang Gedung Pusat Penelitian dan Auditorium Semen Gresik, tak lama setelah lulus dari ITB.
Selama hidupnya, Harjono menciptakan banyak bangunan di berbagai wilayah seperti Surabaya, Pasuruan, Gresik, Madiun, Blitar, Cepu, hingga Samarinda. Ia dikenal sebagai arsitek yang gemar bereksperimen dengan bentuk dan struktur.
Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan struktur atap hiperbolik parabolik seperti yang terlihat pada Pasar Atum Tahap I (1977), dan struktur busur pada Gedung PPS Semen Gresik (1965). Gaya arsitekturnya banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Oscar Niemeyer, Marcel Breuer, dan Felix Candela.
Beberapa Karya Ikonik Harjono Sigit:
1. Gedung PPS Semen Gresik (1965)2. Guest House Perhutani KPH Cepu, Jawa Tengah (1965)
3. Gedung Pertemuan Pemangku Kehutanan KPH Cepu, Jawa Tengah (1966)
4. Kantor Penggilingan Padi PT. Mentras, Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur (1967)
5. Laboratorium Penelitian Kimia di Jalan Jagir (Belakang pompa bensin) (1967)
6. Rumah Hunian, Jalan Citarum, Surabaya, Jawa Timur (1968)
7. Gedung Pertemuan Pemangku Kehutanan, Randublatung, Cepu, Jawa Tengah (1968)
8. Taman Kanak-Kanak Perhutani, Randublatung, Cepu, Jawa Tengah (1968)
9. Atap Hypar Kampus ITS Baliwerti (1971)
10. Wisma Foresta, Tretes, Pasuruan, Jawa Timur (1971)
11. Kantor Pemangku Kehutanan KPH Jatirogo, Bojonegoro (1972)
12. Guest House Perhutani KPH Jatirogo, Bojonegoro (1972)
13. Kantor Direksi Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Surabaya (1972)
14. Bangunan Gardu Induk PLN di Madiun (1973)
15. Guest House Perhutani KPH Rembang (1973)
16. Balai Kota Samarinda, Kalimantan Timur (1973)
17. Gedung DPRD Probolinggo (1973)
18. Gedung DPRD Banyuwangi (anggota tim) (1974)
19. Kantor Pembantu PLN, Kebon Agung, Malang, Jawa Timur (1974)
20. Pasar Atum Tahap I – IV, Surabaya, Jawa Timur (1977 – 1982)
21. Bengkel PU, Madiun (1978)
22. Pondasi Hypar Masjid Petrokimia Gresik (1981)
23. Universitas PGRI Adhi Buana (UNIPA), Waru, Sidoarjo, Jawa Timur (1990)
24. Gedung Operasi Mata di Rumah Sakit Mata Undaan (2001)
Demikian profil mantan Rektor ITS Harjono Sigit yang juga ayah dari Maia Estianty. Semoga bermanfaat.