Ahmad Luthfi Soroti Krisis Air Bersih di Jateng, Dorong Konversi Air Laut Jadi Air Tawar

Ahmad Luthfi Soroti Krisis Air Bersih di Jateng, Dorong Konversi Air Laut Jadi Air Tawar

Terkini | sleman.inews.id | Sabtu, 19 Oktober 2024 - 12:10
share

PEKALONGAN, iNewsSleman.id - Calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyoroti persoalan krisis air bersih di Jawa Tengah. Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat mendesak dan harus menjadi prioritas. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 19 persen warga Jawa Tengah masih mengalami kekurangan akses terhadap air bersih.

"Kebutuhan dasar yang paling utama adalah kesejahteraan masyarakat, yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Namun, layanan dasar yang paling mendasar adalah kesehatan, dan salah satu aspek utamanya adalah air bersih," ujar Ahmad Luthfi saat acara "Ahmad Luthfi Mendengar" di Posko Pemenangan Cagub-Cawagub Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Kota Pekalongan, Jumat (18/10/2024) kemarin. 

Mantan Kapolda Jateng itu menyebut, masalah ini telah menjadi tantangan serius di provinsi ini dan harus segera diatasi oleh pemerintahan yang akan datang.

Luthfi juga mengkritisi kebijakan terkait penggunaan air tanah di Jawa Tengah yang selama ini diatur oleh peraturan daerah (perda). 

Menurutnya, perda yang ada saat ini memang membatasi pengambilan air sumur untuk konsumsi, terutama oleh industri, untuk mengurangi penurunan permukaan air tanah yang menjadi penyebab banjir rob di beberapa wilayah. 

"Penurunan tanah tiap tahun itu mencapai 1 sentimeter, dan ini memperparah masalah banjir rob. Solusinya harus dengan mengubah air laut menjadi air tawar serta meningkatkan efisiensi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)," jelas Luthfi.

Ia menambahkan, evaluasi perda yang selama ini dilakukan setahun sekali untuk pengambilan air tanah oleh industri sebaiknya diperketat. 

 

"Kalau saya, jangan setahun sekali, tapi dibikin tiga bulan sekali. Pengawasan dan pembatasan ini harus lebih intensif untuk mencegah dampak negatif yang lebih parah," tegasnya.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur PDAM di beberapa wilayah, termasuk Kota Pekalongan yang tidak memiliki PDAM sendiri dan harus bergantung pada kabupaten lain. 

Luthfi melihat hal ini sebagai masalah struktural yang perlu segera diatasi melalui kolaborasi pembangunan antar-kota hingga ke tingkat desa. 

"Harus ada kolaborasi pembangunan setiap kota, bahkan sampai ke desa, dan itu nanti akan dikendalikan oleh gubernur untuk memastikan akses air bersih bagi seluruh warga," katanya.

Luthfi juga menekankan pentingnya memperkuat potensi PDAM sebagai penyedia utama air bersih. Ia menyebut, meskipun PDAM memiliki kewenangan untuk mengelola air, masih ada kendala terkait kapasitas dan potensi sumber daya. 

Oleh karena itu, ia mendorong upaya inovatif, seperti desalinisasi atau konversi air laut menjadi air tawar, sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air bersih.

"Air bersih adalah warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga komitmen untuk menyediakan akses air bersih yang layak bagi seluruh masyarakat," ucapnya. 

Ahmad Luthfi ingin mewujudkan perubahan nyata dalam penanganan masalah air bersih di Jawa Tengah, demi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan. 

Topik Menarik