Banjir Sukabumi Ratusan Warga Mengungsi! Pj Gubernur: Status Jabar Siaga Darurat
SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Hujan deras yang mengakibatkan banjir di Kota Sukabumi, pada Selasa (5/11/2024) kemarin, menyebabkan 66 rumah rusak dan 118 warga terpaksa mengungsi.
Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar telah mengingatkan adanya hujan ekstrim dari Oktober 2024 sampai April 2025 dan menyatakan status bencana siaga darurat.
"Dan ke depan kami menyampaikan untuk berhati-hati juga karena perkiraan BMKG hujan ekstrim ini justru puncaknya hingga akhir November hingga Februari. Untuk kerusakan sedang diassesmen oleh BPBD Kota Sukabumi," ujar Bey usai meninjau lokasi pengungsian warga di Cikondang, Sukabumi.
Saat ditanya apakah ada bantuan perbaikan rumah bagi warga yang terdampak banjir tersebut, Bey menjawab, terkait hal tersebut, pihaknya masih menunggu hasil assessment dari Pemerintah Kota Sukabumi sekaligus mengidentifikasi kebutuhannya.
"Untuk itu (bantuan sosial renovasi rumah yang rusak) nanti dengan BNPB yah, untuk perbaikan itu menunggu dulu tanggap darurat atau tidak. Saat ini Jabar statusnya Siaga Darurat," timpal Bey.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Novian Rahmat mengatakan, hujan deras terjadi sejak pukul 14.45 WIB sore hingga pukul 22.00 WIB malam hari, diiringi dengan angin dan suara gemuruh petir.
"Dan sejumlah 69 titik bencana itu terdiri dari 47 titik banjir limpasan, 10 titik kejadian longsor, 2 titik kejadian pohon tumbang, 1 titik kejadian rumah roboh, 3 titik kejadian dinding jebol serta 5 titik kejadian TPT jebol," ujar Novian, Rabu (6/11/2024).
Akibat dari bencana tersebut, lanjut Novian, sebanyak 66 unit rumah rusak yang terdiri dari 6 rumah rusak berat, 30 rumah rusak sedang dan 30 rumah rusak ringan sehingga sebanyak 118 warga terpaksa harus mengungsi di tenda darurat dan mesjid.
"Tidak ada korban luka maupun jiwa, namun selain rumah, ada fasilitas umum yang terdampak berupa 2 unit pondok pesantren, 2 unit madrasah ibtidayah dan 3 unit masjid. Pemicu terjadinya banjir banyaknya saluran air tersumbat sampah," tandas Novian