Siswa SMAN 1 Tanggul Jember Harumkan Bangsa dengan Special Award di Kompetisi Lukis Internasional
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tahun 2025 menjadi momen gemilang bagi SMAN 1 Tanggul Jember. Sembilan siswa sekolah ini sukses meraih Special Award pada ajang 9th St Mark's International Online Painting Competition yang diadakan di Janakpuri, New Delhi, India. Kompetisi seni lukis berbasis online ini diikuti oleh 700 peserta dari 14 negara, menampilkan bakat-bakat terbaik dalam seni rupa.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. "Selamat untuk anak-anakku, teruslah berprestasi dan kembangkan bakat di bidang seni lukis. Jangan cepat puas, terus asah keterampilan kalian," ucap Aries dengan penuh bangga.
Ia juga memuji sekolah yang telah menyediakan wadah eksplorasi bagi siswa dalam bidang seni. Menurut Aries, prestasi seni lukis seperti ini jarang ditemui, mengingat lebih sering muncul di bidang akademik atau olahraga.
Ia berharap para siswa dapat memanfaatkan seni lukis sebagai media untuk menyampaikan pesan dan harapan, sekaligus mengembangkan nilai estetika.
Kepala SMAN 1 Tanggul Jember, Marta Mila Sughesti, mengungkapkan bahwa dari 30 karya yang dikirim, sembilan siswa berhasil mendominasi penghargaan Special Award dalam kategori senior dengan tema "Heal The World." Nama-nama siswa yang berprestasi antara lain Maulana Muzaki Ahmad, Nur Afrita Sekar, Choirunnisa Salsabila, Shoya Salsabila, Dewi Wijayanti, Aditya Putra, Shelomita Dewi, Nurul Intan, dan Abdillah Ramadhani.
Melalui tema tersebut, para siswa menyampaikan pesan damai untuk dunia, terutama untuk negara-negara yang tengah berkonflik. Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah milik Shoya Salsabila, yang menggambarkan perdamaian untuk Palestina.
“Detail lukisannya sangat mengesankan, dengan komposisi warna yang luar biasa,” ujar Marta.
Proses Kreatif yang Mengagumkan
Dalam mempersiapkan kompetisi ini, para siswa membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mereka didampingi guru seni budaya baik dalam jam pelajaran maupun di luar jam sekolah.
Prosesnya mencakup diskusi intensif mengenai tema, konsep, hingga teknik penggunaan warna. Semua karya dibuat secara manual dengan ukuran A3, lalu dipindai untuk dikirim ke panitia di New Delhi.
“Prosedurnya cukup ketat. Karya harus orisinal, sesuai tema, dan tidak boleh menggunakan media digital,” jelas Marta.
Marta berharap kemenangan ini dapat memacu semangat siswa lain untuk terus berkarya dan berkompetisi, sehingga prestasi sekolah di bidang seni semakin meningkat.
"Semoga ke depannya lebih banyak siswa yang terinspirasi untuk menunjukkan bakat mereka di kancah internasional," tutupnya.
Prestasi sembilan siswa SMAN 1 Tanggul Jember ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi bahasa universal untuk menyampaikan pesan perdamaian, sekaligus mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.