Mengintip Iuran AS ke WHO Ketika Amerika Menarik Diri, Apa Dampaknya?

Mengintip Iuran AS ke WHO Ketika Amerika Menarik Diri, Apa Dampaknya?

Terkini | surabaya.inews.id | Kamis, 23 Januari 2025 - 08:40
share

Oleh: Ulul Albab
Akademisi FIA Universitas Dr. Soetomo
Ketua ICMI Jawa Timur

BEGITU pelantikan Presiden AS yang ke-47, Donald Trump, selesai, dunia dikejutkan dengan keputusan yang terkesan begitu gegabah, meski sebenarnya telah lama dipertimbangkan, yaitu: penarikan AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini bukan hanya mencuri perhatian masyarakat internasional, tetapi juga membuka percakapan besar mengenai peran WHO di dunia, serta siapa yang akan "membayar" untuk menjaga kesehatan global.

Keputusan yang Mengundang Protes

Seperti biasa, Trump tidak suka setengah-setengah dalam bertindak. Satu hari setelah pelantikannya, ia menandatangani perintah eksekutif yang memulai proses penarikan diri AS dari WHO, sebuah langkah yang tidak hanya mengguncang dunia internasional tetapi juga menimbulkan kontroversi besar. Baginya, WHO telah gagal dalam menangani pandemi COVID-19 dan terlampau terpengaruh oleh kepentingan politik negara-negara besar, khususnya China.

Mungkin bagi sebagian orang ini adalah langkah yang sangat terburu-buru, namun bagi Trump, ini adalah pernyataan tegas bahwa Amerika tidak akan lagi “membiayai” dunia tanpa mendapatkan imbalan yang layak. Penarikan diri ini juga berarti AS akan menghentikan kontribusinya ke WHO, yang selama ini merupakan negara dengan sumbangan terbesar.

Kontribusi AS

Di balik keputusan kontroversial ini, ada sebuah fakta yang tak terbantahkan, yaitu: AS adalah penyumbang terbesar untuk WHO. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, kontribusi AS bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan seberapa besar peran negara ini dalam menjaga kesehatan global.

Menurut data WHO, AS menyumbang sekitar 14,53 dari total anggaran WHO untuk periode 2024-2025, setara dengan 678,4 juta dolar AS. Sebuah kontribusi yang sangat signifikan, mengingat anggaran WHO untuk periode ini diperkirakan mencapai 6,55 miliar dolar AS.

Namun, meskipun kontribusinya sangat besar, Trump merasa angka tersebut tidak sebanding dengan apa yang diterima AS. Lebih jauh lagi, ia merasa bahwa banyak negara besar, seperti China, mendapatkan keuntungan lebih besar dari kontribusi finansial AS. 

Dari kontribusi yang diberikan AS, 27,52 disalurkan ke kantor pusat WHO, sementara sebagian lainnya untuk membantu negara-negara di wilayah Afrika, Mediterania Timur, dan Eropa.

Jika kita melihat lebih dalam, penarikan kontribusi AS ini tidak hanya berdampak pada kebijakan WHO, tetapi juga bisa mengguncang banyak program kesehatan global yang sangat bergantung pada dana tersebut. Mulai dari vaksinasi global hingga penanggulangan penyakit menular di negara-negara berkembang.

Reaksi WHO

Reaksi dari WHO jelas sangat berbeda. Sebagai badan kesehatan yang didirikan dengan partisipasi aktif AS sejak 1948, WHO tidak hanya menyayangkan keputusan Trump, tetapi juga menegaskan bahwa kerjasama antara AS dan WHO selama ini telah menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia, termasuk di AS sendiri.

Meski kecewa, WHO tetap berharap kemitraan ini akan berlanjut. Selama bertahun-tahun, AS telah berperan besar dalam pembiayaan dan pengembangan berbagai program kesehatan dunia, termasuk dalam penanggulangan penyakit menular, peningkatan sistem kesehatan global, dan penanganan bencana kesehatan di berbagai belahan dunia.

Namun, apakah Trump akan mendapatkan apa yang dia inginkan dengan menarik diri dari WHO? Itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Bagi Trump, tentu saja ini adalah langkah politik yang didorong oleh kepentingan domestik. Namun bagi dunia, ini adalah kehilangan besar yang mungkin tidak dapat digantikan begitu saja.

 

Mengapa Trump Mengambil Langkah Ini?

Mungkin kita bisa memahami alasan di balik kebijakan Trump jika melihat dari perspektif politik dan ekonomi. Di mata Trump, WHO gagal mengelola pandemi COVID-19 dengan efisien dan terlalu banyak terpengaruh oleh kepentingan China. Ditambah dengan ketidakpuasan terhadap peran dominan negara besar lainnya, Trump merasa AS terlalu banyak memberikan dana tanpa mendapatkan hasil yang memadai.

Namun, dalam jangka panjang, keputusan ini bisa memicu perubahan besar. Mengingat peran vital WHO dalam menangani krisis kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang, pembatalan kontribusi AS bisa memperlambat upaya-upaya penting seperti penyebaran vaksin, pengendalian penyakit, serta penguatan sistem kesehatan di wilayah yang paling membutuhkan.

Dampak Penarikan Diri AS

Penarikan kontribusi AS tidak hanya akan mengguncang keuangan WHO, tetapi juga akan menciptakan ketidakpastian dalam koordinasi internasional dalam menangani masalah kesehatan global. Mengingat bahwa AS adalah penyumbang terbesar, dengan hampir 15 dari total anggaran WHO, kehilangan dana sebesar ini tentu akan mempengaruhi banyak program yang bergantung pada pembiayaan internasional.

Namun, bukan berarti dunia akan diam begitu saja. Bill & Melinda Gates Foundation dan GAVI Alliance, yang juga menyumbang jumlah besar kepada WHO, bisa berperan dalam mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS. Meski demikian, dampak dari penurunan dana ini tetap akan terasa, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada bantuan WHO.

Indonesia dan Peran WHO 

Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, WHO memiliki peran yang sangat besar dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Mulai dari program vaksinasi, pengendalian penyakit menular seperti malaria dan tuberkulosis, hingga peningkatan kualitas layanan kesehatan di wilayah terpencil, semua itu membutuhkan kerjasama internasional yang solid.

Jika kontribusi AS benar-benar dihentikan, ini bisa berdampak pada program-program kesehatan yang selama ini menjadi tumpuan negara-negara berkembang. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, tidak akan luput dari dampak ketidakstabilan pendanaan WHO.

Topik Menarik