AS Tuntut Pemimpin Hamas Yahya Sinwar atas Tuduhan Pembunuhan

AS Tuntut Pemimpin Hamas Yahya Sinwar atas Tuduhan Pembunuhan

Terkini | inews | Rabu, 4 September 2024 - 13:27
share

WASHINGTON, iNews.id - Departemen Kehakiman AS menuntut pemimpin Hamas Yahya Sinwar terkait tuduhan perannya dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu. Tuntutan pidana yang juga ditujukan kepada beberapa pemimpin senior Hamas lainnya itu dirilis pada Selasa (3/9/2024).

Jaksa Agung AS Merrick B Garland mengatakan para pemimpin Hamas terlibat dalam pembunuhan sejumlah warga AS serta membahayakan keamanan nasional.

"Departemen Kehakiman telah mendakwa Yahya Sinwar serta para pemimpin senior Hamas lainnya atas tuduhan membiayai, mengarahkan, dan mengawasi kampanye selama puluhan tahun untuk membunuh warga negara Amerika dan membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat," kata Jaksa Agung Merrick B Garland, dikutiup dari Anadolu.

Dia menegaskan dakwaan tersebut baru awalan dari serangkaian tuduhan lain terhadap Hamas.

Dakwaan tersebut menargetkan lima pejabat tinggi Hamas termasuk Sinwar yang dilaporkan masih berada di Jalur Gaza.

Selain Sinwar, Almarhum Ismail Haniyeh juga masuk dalam daftar. Haniyeh dibunuh oleh militer Israel di Teheran, Iran. Dia dituduh melakukan aksi terorisme hingga berkonspirasi untuk menggunakan senjata pemusnah massal dan konspirasi untuk membunuh warga negara AS.

Beberapa pejabat Hamas lain yang menghadapi dakwaan adalah Mohammad Al Masri, Marwan Issa, Khaled Meshaal, dan Ali Baraka.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan kepada CNN, dakwaan tersebut awalnya diajukan pada 1 Februari 2024, namun dirahasiakan untuk memungkinkan kemungkinan penangkapan mereka.

Dakwaan tersebut diungkap ke publik setelah temuam enam jenazah sandera Israel, termasuk seorang warga keturunan Amerika, Hersh Goldberg-Polin.

Hamas menyandera sekitar 250 warga Israel pada serangan 7 Oktober. Namun sebanyak 105 di antaranya telah dalam kesepakatan gencatan senjata pertama pada November 2023.

Israel meyakini masih ada 108 sandera yang masih ditahan di Gaza, sekitar sepertiga dari mereka diduga tewas.

Topik Menarik