Dukung Proposal Joe Biden, Hamas Tegaskan Tak Perlu Usulan Gencatan Senjata Baru

Dukung Proposal Joe Biden, Hamas Tegaskan Tak Perlu Usulan Gencatan Senjata Baru

Terkini | inews | Kamis, 5 September 2024 - 11:31
share

KAIRO, iNews.id - Hamas menegaskan tak perlu proposal baru untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan Hamas, Kamis (5/9/2024), mengomentari usulan baru yang akan diajukan mediator, Amerika Serikat, untuk negosiasi putaran baru.

Kelompok perlawanan yang berkuasa di Gaza itu menyatakan, tekanan harus diberikan kepada Israel untuk menyetujui proposal yang diajukan Presiden AS Joe Biden.

Hamas telah menyetujui proposal itu sebagaimana disampaikan dalam negosiasi pada 2 Juli. Namun Israel menolaknya, bahkan dalam pembicaraan putaran terakhir mereka mengajukan syarat baru.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menggagalkan kesepakatan dengan menolak untuk menarik militer dari Koridor Philadelphi di Gaza selatan. Koridor tersebut membentang sepanjang 14 km di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Artinya Israel ingin menguasai akses Gaza dengan Rafah.

Kami memperingatkan agar tidak jatuh ke dalam perangkap dan tipu daya Netanyahu, karena dia menggunakan negosiasi untuk memperpanjang agresi terhadap rakyat kami, bunyi pernyataan Hamas.

AS akan mengajukan proposal baru untuk gencatan senjata, bertujuan untuk memecahkan kebuntuan antara Hamas dan Israel.

Sebelumnya seorang pejabat senior pemerintahan AS mengkaim, 90 persen dari poin kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan telah disetujui. Meski demikian dia mengaku ada beberapa isu penting terkait pertukaran sandera dan Koridor Philadelphi belum terselesaikan.

"90 persen dari kesepakatan ini telah disetujui dan itu didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang bahkan Hamas miliki dalam proposal mereka," kata pejabat yang meminta identitasnya tak disebutkan itu.

Dia menambahkan, poin kesepakatan yang telah dinegosiasikan selama beberapa bulan itu terdiri atas 18 paragraf, 15 di antaranya tak ada masalah.

"Satu paragraf memiliki perbaikan sangat teknis dan tiga paragraf lain berkaitan dengan pertukaran tahanan dengan sandera, yang bahkan teks Hamas pada tanggal 2 Juli secara eksplisit mengungkapkan masih harus dinegosiasikan," kata pejabat itu.

Dia juga menegaskan, gencatan senjata fase pertama dari tiga fase sebagaimana diusulkan Biden tidak pernah menyebut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

"Itu hanya penarikan semua pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, tidak ada satu pun poin dalam perjanjian yang menyebutkan Koridor Philadelphi. Hal yang dicantumkan adalah pasukan Israel menarik diri dari semua daerah berpenduduk padat. Dari situ muncul perselisihan mengenai apakah Koridor Philadelphi, jalan di sepanjang perbatasan Gaza dan Mesir, merupakan daerah berpenduduk padat atau bukan.

Israel lalu mengusulkan pengurangan signifikan pasukannya di koridor tersebut. Menurut pejabat itu, secara teknis usulan Israel konsisten dengan kesepakatan.

Hamas tetap menolak kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi karena itu satu-satunya akses untuk mendapat bantuan kemanusiaan masuk Gaza. Dengan berada di bawah kendali Israel, tak akan ada perbaikan signifikan dalam masuknya bantuan masuk karena dikendalikan Israel. Kehadiran pasukan Zionis di koridor itu hanya akan menambah penderitaan Gaza semakin parah, meski perang sudah berakhir.

Topik Menarik