Kapolda Metro Soroti Banyaknya Kasus Tawuran, Dukung Patroli sebagai Pencegahan

Kapolda Metro Soroti Banyaknya Kasus Tawuran, Dukung Patroli sebagai Pencegahan

Terkini | inews | Minggu, 22 September 2024 - 20:34
share

JAKARTA, iNews.id Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyoroti meningkatnya kasus tawuran yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Dia menekankan pentingnya patroli, terutama pada dini hari, sebagai upaya pencegahan.

Karyoto mengungkapkan bahwa banyak tawuran terjadi pada jam-jam yang tidak lazim, di mana anak-anak yang seharusnya beristirahat malah berkeliaran di jalanan.

"Patroli pada pukul 03.00 WIB itu benar dan penting. Pada jam seperti itu, orang normal umumnya beristirahat. Namun, sayangnya, masih ada anak-anak di bawah umur hingga di atas 18 tahun yang terlibat," ujar Karyoto, Minggu (22/9/2024).

Karyoto menyoroti dugaan tujuh korban di Bekasi yang diduga pelaku tawuran. Di dekat penemuan mayat itu ditemukan senjata tajam (sajam).

"Ada beberapa senjata tajam yang ditemukan. Namun, kita perlu melakukan pembuktian ilmiah lebih lanjut," katanya.

Karyoto merasa prihatin, terutama karena sebagian besar pelaku tawuran ini adalah anak-anak dan remaja.

"Ini sangat memprihatinkan. Tawuran ini bisa merenggut nyawa. Anak-anak kita, adik-adik kita seharusnya tidak terlibat dalam kekerasan seperti ini," ujar Karyoto.

Selanjutnya: Korban 7 Mayat di Kali Bekasi Dibawa ke RS Polri

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa beberapa tawuran dipicu oleh ajakan yang disebarkan melalui media sosial. Jajaran unit siber kepolisian telah banyak membongkar kasus-kasus di mana tawuran diorganisir secara online, termasuk transaksi jual-beli senjata tajam.

"Beberapa dari mereka berkumpul untuk tawuran setelah diajak lewat media sosial," katanya.

Sementara itu, terkait penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi, Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko mengungkapkan bahwa tim forensik telah melakukan pemeriksaan awal terhadap mayat-mayat tersebut. Semua korban ditemukan dalam kondisi terendam air, dengan tanda-tanda pembusukan.

"Suhu air yang rendah membuat proses pembusukan berjalan lebih lambat, dan kami perkirakan mayat-mayat ini telah berada di air setidaknya 24 jam," kata Herry.

Saat ini, RS Polri tengah melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap jenazah dengan bantuan tim forensik, sidik jari, dan DNA. Proses ini diharapkan dapat mengungkap identitas para korban dan memberikan kejelasan lebih lanjut terkait peristiwa tragis tersebut.

Topik Menarik