Kenali Penyebab dan Penanganan Neuralgia Trigeminal, Penyakit yang Menyerang Saraf Wajah
NEURALGIA trigeminal adalah kondisi yang menyebabkan nyeri hebat pada satu sisi wajah, rasanya bisa mirip dengan sengatan listrik, tersayat-sayat ataupun panas terbakar.
Sebanyak 5,5 per 100 ribu orang tiap tahunnya diperkirakan mengalami neuralgia trigeminal. Kondisi ini pun terus meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang berusia lebih dari 40 tahun.
Penyebab neuralgia trigeminal
Gejala nyeri pada trigeminal neuralgia berasal dari saraf trigeminal yang berada di setiap sisi wajah. Saraf ini memungkinkan seseorang merasakan berbagai sensasi di wajah. Namun, pada neuralgia trigeminal terjadi penekanan pembuluh darah pada saraf trigeminal di pangkal otak yang memicu cedera selaput saraf dengan manifestasi rasa nyeri hebat pada wajah.
Tikar Aspirasi Bersama ULP-YH ala SKUY, Ajang Serap Harapan dan Saran Generasi Muda Sumba Timur
Pembuluh darah tersebut bisa berupa arteri atau vena. Meski kompresi oleh pembuluh darah adalah penyebab umum, ada banyak penyebab potensial lainnya seperti tumor atau kelainan pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal, perlengketan struktur otak, serta cedera saraf pasca trauma wajah atau operasi juga bisa menjadi pemicu.
Penyakit seperti multiple sclerosis dan beberapa penyakit autoimun yang sebabkan kerusakan selubung mielin pelindung saraf juga dapat menyebabkan nyeri neuralgia trigeminal.
Penanganan neuralgia trigeminal
Dokter umumnya mendiagnosis neuralgia trigeminal berdasarkan deskripsi nyeri yang dialami pasien. Meskipun sangat menyiksa, kabar baiknya adalah pasien neuralgia trigeminal tidak harus menjalani hidup dengan siksaan nyeri selamanya.
1. Pemberian obat
Kondisi ini bisa diatasi dengan pengobatan. Pengobatan biasanya dimulai dengan pemberian obat anti kejang yang bisa meredakan nyeri saraf. Obat penghilang nyeri biasa tak mampu meredakan nyeri neuralgia trigeminal.
Namun, seiring waktu, beberapa pasien mungkin tidak lagi merespons pengobatan, atau mengalami efek samping yang tidak menyenangkan seperti merasa sangat mengantuk atau pusing sempoyongan. Bagi pasien ini, terdapat beberapa pilihan pengobatan lain yang lebih agresif.
2. Metode operasi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir kedokteran telah mengembangkan beberapa metode operasi untuk menangani neuralgia trigeminal. Tindakan utama yang bersifat mengatasi penyebab penyakit (terapi kausatif) adalah operasi dekompresi mikrovaskular (Micro-Vascular Decompression/ MVD Surgery).
Prosedur ini melakukan pemindahan atau pengangkatan pembuluh darah yang menyentuh saraf trigeminal untuk menghentikan kerusakan saraf sehingga menghilangkan nyeri. Operasi bedah mikroskop ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf, di mana hanya dibuat sayatan kecil di belakang telinga pada sisi wajah yang terkena.
Melalui lubang kecil di tengkorak, dokter bedah saraf akan memisahkan dan memindahkan arteri yang bersentuhan dengan saraf trigeminal dan menempatkan bantalan lembut Teflon yang terbuat dari PTFE (Poly Tetra Fluoro Ethylene) sebagai penahan.Bahan ini aman secara medis untuk digunakan pada manusia.
Dekompresi mikrovaskular memiliki angka keberhasilan yang tinggi dan bisa menghentikan atau mengurangi nyeri selama bertahun-tahun, bahkan membuat pasien bebas dari nyeri. Hanya sedikit pasien yang mengalami kambuh dalam 3 hingga 5 tahun setelah operasi.
3. Tindakan intervensi nyeri perkutan
Tindakan ini mengatasi nyeri wajah dengan cara membuat cedera minimal terkontrol pada ganglion (pangkal) saraf trigeminal yang berlokasi di dasar tengkorak. Diperlukan jarum Tindakan ini menurunkan sensitivitas saraf terhadap sinyal rasa sakit. Daerah wajah yang nyeri akan dibuat baal atau kebas sementara.
Tindakan intervensi nyeri perkutan ini meliputi prosedur Percutaneous Radiofrequency Rhizotomy (PRFR) dan Percutaneous Balloon Compression (PBC). Kedua tindakan ini membutuhkan jarum khusus yang dengan panduan sinar X akan dimasukkan melalui pipi sisi wajah yang sakit ke lokasi ganglion saraf trigeminal di dasar tengkorak.
Jika PRFR sebabkan lecet saraf dengan memanfaatkan energi panas listrik radiofrekuensi dan bersifat selektif (sebabkan baal pada satu atau dua daerah persarafan) sedang PBC menggunakan energi mekanik tekanan balon khusus yang bersifat non selektif (sebabkan baal di setengah wajah).
Kedua prosedur perkutan ini merupakan alternatif penting selain operasi MVD karena keberhasilan bebas nyeri pasca prosedur yang juga cukup memuaskan, bisa bertahan bulanan sampai tahunan, serta bisa dilakukan berulang dengan risiko yang lebih rendah. Menjadi pilihan bagi mereka yang tidak siap atau gagal pasca operasi MVD, kondisi medis berat serta pada wanita hamil penderita neuralgia trigeminal dengan nyeri luar biasa tak tertahankan.
4. Prosedur bedah radio stereotaktik otak atau gamma knief
Dokter spesialis bedah saraf akan mengarahkan dosis radiasi yang terfokus ke akar saraf trigeminal. Radiasi ini mencederai ringan saraf trigeminal dengan energi radiasi untuk meredakan nyeri.
Nyeri tidak akan langsung hilang tetapi akan berkurang secara bertahap dan bisa memakan waktu hingga satu bulan. Biasanya menjadi pilihan pada kasus neuralgia trigeminal disebabkan tumor kecil yang menekan saraf trigeminal. Prosedur ini juga bisa sebabkan rasa baal pada wajah.
5. MRI otak T2 Space- MRA 3D fussion
MRI otak T2 Space- MRA 3D fussion merupakan teknologi untuk menangani neuralgia trigeminal yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Penanganan ini mampu menghadirkan image tiga Dimensi sebagai asupan informasi yang akurat dan penting untuk tindakan operasi.
Pelaksanaan operasi MVD neuralgia trigeminal dengan konsep Happy Surgery, yaitu dengan perencanaan pre-operasi yang matang, penggunaan teknologi canggih selama operasi, serta pemantauan ketat intra-operatif melalui Intraoperative Neuro-Monitoring (IONM), diharapkan operasi tidak hanya berhasil dilaksanakan (mampu laksana), tetapi juga aman dan jauh dari komplikasi (mampu waspada).
Tindakan PRFR dan PBC juga dilakukan dengan proses pembiusan yang nyaman agar pasien tidak kesakitan baik saat proses penyuntikan jarum maupun saat proses ablasi saraf berlangsung.