Ini Alasan RK Tanya Dharma Pongrekun soal Covid-19 di Debat Perdana
JAKARTA - Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono menyebut pertanyaan kepada pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana tentang isu Covid-19 ditujukan untuk melihat sikap yang diambil ketika terjadi perbedaan dengan pemerintah pusat. Pertanyaan itu dilayangkan saat debat perdana Pilkada Jakarta pada Minggu 6 Oktober 2024 malam.
Menurut Kang Emil, sikap itu dinilai perlu dilihat agar masyarakat dapat menilai langkah yang diambil pasangan calon ketika berbeda pendapat dengan pemerintah pusat. "Kalau Pak Dharma nanti jadi Gubernur, beliau tidak bisa mandiri Gubernur itu di atasnya ada pemerintah pusat. Jadi poin saya justru mempertanyakan, menguatkan agar pandangan-pandangan itu bisa harmoni dengan pemerintah pusat," katanya usai debat dikutip Senin (6/10/2024).
Dia menilai, jika terjadi perbedaan pendapat antara kepala daerah dan pemerintah pusat sikap yang diambil harus mengikuti pemerintah pusat. Hal itu jelas sesuai aturan aturan pemerintah Indonesia.
"Ketika pemerintah pusat sudah bilang A, walaupun kita merasa B itu kewajiban undang-undang kita untuk mengikuti ke ketok palu A. Itulah hubungan sesuai undang-undang ketatanegaraan," katanya.
"Itu poinnya di sana, bukan tentang percaya Covid atau tidak percaya Covid Tapi bagaimana menyikapi kalau datang lagi beda pendapat. Sementara undang-undang mengatakan yang mana gubernur harus menurut ke presiden kira-kira gitu," jelasnya.
Seperti diketahui, Kang Emil melontarkan pertanyaan soal respons negara dalam melindungi rakyat apabila pandemi terjadi lagi dalam debat perdana Pilkada Jakarta. Dharma pun menjawab pertanyaan itu.
"Persoalan pandemi adalah persoalan isu kesehatan. Kita harus belajar bukan yang tertulis tapi yang tersirat. Saya punya pengalaman, baik pendidikan, biasa melihat selalu waspada dan melihat yang tersirat. Jadi kita harus waspada dari setiap isu yang ada apakah itu memang genuine atau merupakan infiltrasi asing untuk mengambil kedaulatan bangsa lewat isu kesehatan dan juga mengancam keselamatan masyarakat," ujar Dharma.
Dharma berpandangan fenomena pandemi yang sempat terjadi di RI merupakan agenda terselubung asing. Dia menganggap Indonesia masih rapuh dalam menghadapi hal itu.
"Saya paham betul tentang pandemi ini. Pandemi ini adalah agenda terselubung dari asing untuk mengambil alih kedaulatan negara, sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti istilahnya saja ikut. Kenapa ngikutin Covid," kata Dharma
"Bahkan, banyak dari antara kita yang tidak paham bahwa PCR yang dipakai selama ini boleh diuji itu bukan untuk men-test virus. Jadi itu hanya untuk mengecek acid dosis dan kenapa harus dicolok-colok, kenapa tidak ambil dari ludah, kalau memang mau ngetes virus," imbuhnya.