Mata Uang Baru, 1 Juta Dolar Zimbabwe Berapa Rupiah?
JAKARTA - Zimbabwe menggunakan mata uang baru, Zimbabwe Gold (ZiG). Bila di Rupiahkan, 1 dolar Zimbabwe kini sama dengan Rp48 atau Rp50. Sehingga, untuk 1 juta dolar Zimbabwe, nilainya sekitar Rp48 juta.
Sebelumnya, Zimbabwe menggunakan mata uang ZWD. Namun saat Zimbabwe mengalami hiperinflasi, mata uang negara tersebut yaitu dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 yang jika dirupiahkan sekira Rp11.935, setara dengan Z$300.000.000.000.000.
Kemudian Zimbabwe pun berhenti mencetak ZWDdan tak lagi mengakuinya sebagai mata uang resmi Zimbabwe. Sebagai gantinya, negara itu telah menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas yang disebut Zimbabwe Gold, atau kerap disingkat ZiG.
Blusukan ke Cikurubuk Tasikmalaya, Ahmad Syaikhu Tegaskan Komitmen Perbaikan Pasar Tradisional
Melansir River Learn, Rabu (23/10/2024), penyebab krisis hiperinflasi Zimbabwe adalah beberapa contoh kesalahan pengelolaan kebijakan oleh presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan pemerintahannya. Pada 2000, pemerintah Zimbabwe menyita tanah dari pemilik pertanian kulit putih dan mendistribusikannya kembali kepada petani kulit hitam.
Namun, banyak pemilik baru tidak memiliki pengalaman dan sumber daya untuk mempertahankan produktivitas pertanian. Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam hasil pertanian. Ketidakmampuan sektor perbankan untuk memobilisasi dana untuk investasi dan pinjaman sebagian disebabkan oleh penjarahan politik oleh elit masyarakat dan pejabat pemerintah.
Dalam sejumlah situs kurs asing di tahun 2024, nilai tukar mata uang zimbabwe ke rupiah adalah, untuk 1 dolar Zimbabwe kini sama dengan Rp48 atau Rp50. Sehingga, untuk 1 juta dolar Zimbabwe, nilainya sekitar Rp48 juta. Hiperinflasi Zimbabwe Dilansir dari River Learn, penyebab krisis hiperinflasi Zimbabwe adalah beberapa contoh kesalahan pengelolaan kebijakan oleh presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan pemerintahannya.
Pada 2000, pemerintah Zimbabwe menyita tanah dari pemilik pertanian kulit putih dan mendistribusikannya kembali kepada petani kulit hitam. Namun, banyak pemilik baru tidak memiliki pengalaman dan sumber daya untuk mempertahankan produktivitas pertanian. Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam hasil pertanian. Ketidakmampuan sektor perbankan untuk memobilisasi dana untuk investasi dan pinjaman sebagian disebabkan oleh penjarahan politik oleh elit masyarakat dan pejabat pemerintah.
Tingkat keparahan hiperinflasi di Zimbabwe juga disebabkan oleh korupsi institusional dan kurangnya kepercayaan pada pemerintah dan mata uang. Hal tersebut membuat Zimbabwe mengalami hiperinflasi hingga 231 juta persen yang dikarenakan Bank Sentral Zimbabwe yaitu Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mencetak uang secara rutin untuk mendanai defisit anggaran negaranya.