Weekend Story: Menyingkap Kejanggalan Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMK di Semarang

Weekend Story: Menyingkap Kejanggalan Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMK di Semarang

Terkini | inews | Minggu, 1 Desember 2024 - 07:05
share

JAKARTA, iNews.id - Peristiwa tragis mengguncang Kota Semarang, Jawa Tengah. Gamma Rizkynata Oktafandy berusia 17 tahun, siswa SMK Negeri 4 Semarang tewas ditembak polisi.

Kasus ini kemudian menyita perhatian publik karena tercium sejumlah kejanggalan yang mengundang tanda tanya. Keluarga korban yang meyakini ada kejanggalan dalam hasil autopsi pertama dikeluarkan polisi mendesak dilakukannya autopsi kedua.

Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari. Versi polisi, saat itu terjadi tawuran sekelompok gangster. Petugas yang melintas berusaha melerai.

Profil Gamma Rizkynata Oktafandy, Siswa SMK Tewas Ditembak Oknum Polisi di Semarang

Dalam situasi yang mencekam, tembakan yang dilepaskan oleh petugas menyasar Gamma Rizkynata Oktafandy hingga tewas. Polisi menyebutkan, Gamma Rizkynata Oktafandy merupakan salah satu dari kelompok gangster tersebut yang berseteru. Keterangan versi polisi ini dibantah oleh keluarga korban.

Mereka meyakini, Gamma Rizkynata Oktafandy bukanlah bagian dari kelompok gangster terlibat keributan. Selain itu, hasil visum sementara yang mereka terima menunjukkan adanya luka tembak yang tidak sesuai dengan keterangan polisi.

Kami sepakat makam cucu saya ini dibongkar untuk diautopsi supaya jelas penyebab kematiannya. Sebab, sejak dibawa pulang ke rumah duka di Sragen, jenazah korban sudah di peti mati dan hanya bisa dilihat wajahnya oleh keluarga, kata Samin, Kakek korban.

Desakan keluarga korban ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mereka menilai, kasus ini harus diusut secara transparan dan akuntabel.

Kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dinilai sedang diuji dalam kasus ini. Polisi harus membuktikan bahwa mereka bekerja secara profesional dan tidak ada upaya untuk melindungi oknum yang bersalah.

Komnas HAM Turun Tangan

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menurunkan tim ke Semarang untuk mengumpulkan sejumlah keterangan. Selain mendatangi lokasi kejadian di Jalan Candi Penataran Semarang Barat dan lokasi lain, Komnas HAM juga mengumpulkan keterangan dari masyarakat, termasuk Polda Jateng dan Polrestabes Semarang.

"Kami melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan fakta-faktanya," kata Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing di Semarang, Jumat (29/11/2024).

Komnas HAM telah meminta keterangan 14 orang dan mengumpulkan informasi lainnya dari sejumlah sumber. "Masih analisis terhadap versi masyarakat dan kepolisian. Tentu Komnas masih melakukan pendalaman karena kami masih harus memeriksa saksi-saksi lain," katanya.

Polda Jateng Pastikan Penyelidikan Transparan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio memastikan, siapa pun yang terbukti melakukan tindakan salah dalam insiden ini harus bertanggung jawab. Proses autopsi terhadap jenazah, kata dia dilaksanakan atas persetujuan keluarga korban.

Selama proses ekshumasi dihadiri polisi, keluarga dan warga sekitar. "Penegakan hukum adalah prioritas utama dalam kasus ini dan penyelidikan akan dilakukan secara transparan," ujarnya, Jumat (29/11/2024).

Jejak Digital Kunci Pengungkapan Kasus

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai jejak digital penting untuk mengungkap kasus siswa SMK Negeri 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy tewas ditembak polisi. Bukti digital yang diperoleh di lokasi kejadian menjadi kunci untuk mengidentifikasi rangkaian peristiwa secara akurat.

"Salah satu jejak digital itu sangat membantu, semoga itu menjadi proses yang utama dalam dalam penegakan (keadilan) ini," kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam saat mendatangi rumah kakek korban di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024).

Topik Menarik