Potensi Banjir Jakarta 2020 Terulang Kembali, BMKG Ungkap Penyebabnya
BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Bencana banjir yang terjadi di Jakarta pada 2020 lalu berpotensi terulang kembali imbas pergerakan seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia.
Hal tersebut diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Raker Kesiapan Nataru dengan Komisi V DPR RI pada Rabu (4/12/2024).
"Sejak minggu lalu kami mendeteksi adanya potensi masuknya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia. Kemudian diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah ke wilayah Indonesia," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
"Diprediksi landing-nya ini kira-kira sekitar tanggal 20 Desember sampai sekitar 29 Desember," lanjutnya.
Dwikorta mengungkapkan, seruak dingin bakal menyebabkan terjadinya angin kencang, gelombang tinggi dan peningkatan curah hujan.
Berbagai fenomena tersebut, kata Dwikorta, akan terjadi terutama di Laut Natuna.
Sementara di wilayah barat Indonesia, seruak dingin ini diprediksi menyebabkan banjir parah seperti yang terjadi di Jakarta pada tahun 2020 lalu.
"Kemudian kalau saat landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, kemudian Banten, DKI. Skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di bulan Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu," jelas Dwikorita.
"Itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi," imbuhnya.
Seperti diketahui, pada Januai 2020 lalu, Jakarta diterpa bencana banjir yang menyebabkan ratusan wilayah di sana tergenang hingga 350 cm.
Pada saat itu, intensitas curah hujan memang cukup ekstrem, mencapai 377 mm/hari.
Tercatat sebanyak 390 RW di 151 kelurahan dari 35 kecamatan di Jakarta terendam banjir dengan durasi empat hari.
Dari bencana banjir tersebut, ada 36.455 warga yang mengungsi di 269 titik dan 19 orang meninggal.
Lebih lanjut, skenario paling ringan untuk fenomena seruak dingin tersebut adalah terganggunya aktivitas pelayaran. Dwikorita mencontohkan bagaimana seruak dingin pada 2022 mengganggu aktivitas penyeberangan di pelabuhan.
"Skenario ter-ringan yang pernah terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan di Merak-Bakauheni, tiba-tiba kapal yang sudah parkir ini oleng. Karena seruak angin itu kapalnya oleng, sementara masih ada yang menyeberang. Jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, kemudian satu mobil juga masuk ke laut," tuturnya.