Oknum TNI Tampar Petugas SPBU di Palu gegara Tak Bisa Isi BBM Tanpa Barcode

Oknum TNI Tampar Petugas SPBU di Palu gegara Tak Bisa Isi BBM Tanpa Barcode

Terkini | inews | Sabtu, 7 Desember 2024 - 13:24
share

PALU, iNews.id - Oknum TNI menampar petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tawanjuka, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (6/12/2024). Aksi pemukulan ini terekam CCTV yang dijadikan korban sebagai barang bukti untuk proses hukum.

Asriadi korban pemukulan menceritakan, kronologi kejadian bermula saat oknum TNI tersebut hendak mengisi BBM jenis Pertalite untuk kendaraan pribadi. Namun oknum tersebut belum mendaftar lewat aplikasi MyPertamina untuk mendapat QR Code sebagai syarat pembelian BBM.

"Sejak 1 Desember 2024, seluruh SPBU di Kota Palu mengharuskan penggunaan barcode untuk setiap pengisian bahan bakar minyak tanpa pengecualian. Saya sudah menawarkan bantuan untuk membantunya membuat barcode yang proses pendaftarannya tak sampai 5 menit jika jaringan lancar," ujarnya, Sabtu (7/12/2024).

Menurutnya, ketika itu oknum pria berseragam TNI tersebut minta kebijakan agar bisa mengisi BBM tanpa barcode.

"Kami dari SPBU tak bisa karena sistem sudah seperti itu. Kami meminta yang bersangkutan mendaftar ke kantor, dari situ sempat terjadi perdebatan karena dia ngotot mau isi 5 liter," katanya.

Asriadi mengaku sudah meminta maaf tidak bisa memenuhi permintaan oknum tersebut jika tetap memaksa ingin mengisi BBM tanpa barcode. Setelah itu, oknum TNI ini mempertanyakan masalah pedagang pengecer BBM dan pergi.

"Tak lama sekitar 5-10 menit oknum tersebut kembali datang sambil teriak-teriak panggil nama saya. Sempat terjadi perdebatan lalu dia mencoba memukul dan saya menghindar. Pas tamparan yang kedua saya tak sempat menghindar dan terkena di bagian sini (menunjuk bagian kanan wajah)," ucapnya.

Setelah penamparan, oknum tersebut mengaku tak takut malah menantang untuk dilaporkan.

"Tak ada minta maaf, malah dengan arogan memperlihatkan identitasnya. Dia bilang silakan lapor saya. Dia mengaku Dandim, ssya bilang iya saya pasti lapor," ujar Asriadi.

Tak lama usai kejadian, anggota intel TNI datang untuk mediasi. Kemudian dia membawanya ke Kodim setempat untuk bertemu dengan oknum tersebut.

"Saya ke Kodim dipertemukan di ruangan intel. Saya diminta berdamai. Saya bilang tak bisa damai, saya mau proses hukum," katanya.

Topik Menarik