Misteri Motif Penculikan IRT di Antapani Bandung, Pelaku Hanya Ambil SIM Card HP

Misteri Motif Penculikan IRT di Antapani Bandung, Pelaku Hanya Ambil SIM Card HP

Terkini | inews | Selasa, 10 Desember 2024 - 13:45
share

BANDUNG, iNews.id - Motif di balik penculikan ibu rumah tangga (IRT) bernama Santi (43) warga Sukanagara, Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung masih misterius. Penyidik Satreskrim Polrestabes Bandung belum dapat menggali keterangan korban secara utuh.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman mengatakan, sampai tadi malam korban masih syok, trauma dan menangis saat dimintai keterangan oleh polisi.

"Penyidik belum mendapat informasi utuh dari korban. Sebab sampai tadi malam, korban masih trauma, syok dan menangis saat dimintai keterangan sehingga kami dari kepolisian belum begitu maksimal dalam menggali informasi," ujarnya, Senin (9/12/2024).

Informasi yang digali dari keterangan korban, selama 8 jam diculik dia dibawa keliling Kota Bandung. Terakhir korban diturunkan di Kantor Dinas PD Kebersihan Kota Bandung, Jalan Pasir Impun, Kecamatan Mandalajati.

Dugaan sementara, para pelaku batal meneruskan aksinya menculik korban karena pemberitaan tentang penculikan  telah menyebar luas.

"Selama bersama para pelaku, korban tidak berani menoleh atau memperhatikan. Mungkin korban panik, takut dan secara mental kena (tertekan). Selain itu, para pelaku menutupi wajah mereka dengan masker dan mengenakan topi," ujar AKBP Abdul Rahman.

Kasatreskrim menuturkan, korban menceritakan di dalam mobil terdapat sejumlah botol minuman keras (miras). Para pelaku juga bau alkohol dan diduga dalam kondisi mabuk. Korban memperkirakan pelaku berjumlah satu sampai 6 orang.

"Korban merasa mengenal satu dari enam pelaku tersebut dari suaranya. Korban mengenal suara dari salah satu pelaku. Tapi korban belum memastikan itu siapa. Saat ini, kami mengejar para pelaku," tutur Kasatreskrim.

AKBP Abdul Rahman mengatakan, penyidik tidak mendapatkan keterangan terkait kekerasan fisik dan seksual terhadap korban. Tadi malam saat dimintai keterangan, tidak terlihat tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Namun bisa saja ada ancaman verbal sehingga korban ketakutan dan trauma.

Untuk mengungkap kasus ini, penyidik telah memeriksa sejumlah saksi, antara lain, tiga anak korban, suami, teman-teman arisan, tetangga dan tukang ojek.

"Suami dan anak korban, mereka tidak mengetahui (motif di balik dugaan penculikan yang menimpa korban). Artinya mereka cuma sebatas mengetahui Ibunya berangkat jam 09.30 pagi. Kemudian kembali ke rumah dan anaknya mendengar surat teriakan minta tolong ibunya. Anak dan suami korban lalu keluar," ucap AKBP Abdul Rahman.

Selain itu penyidik juga menganalisis rekaman CCTV dan mendalami pelat nomor mobil pelaku yang terpasang di bagian depan Z 1227 VA.

"Kami belum bisa memastikan apakah pelat nomor yang terpasang di mobil pelaku itu asli atau palsu. Perlu dilakukan pendalaman," ujarnya.

Kasatreskrim menuturkan, pelaku hanya mengambil sim card handphone (HP) korban, sedangkan HP-nya dikembalikan.

"Karena keterangan korban masih setengah-setengah, kami belum bisa mengetahui motif di balik kasus dugaan penculikan ini," ujarnya.

Sementara keterangan dari tukang ojek yang mengantarkan korban kembali ke rumah, saat itu dia sedang melintas dihentikan oleh seorang pria.

"Kami duga ini (pria yang menghentikan tukang ojek) merupakan salah satu pelaku. Pria itu mengatakan ada yang butuh tumpangan," katanya.

Kemudian, tukang ojek membonceng pelaku ke tempat mobil yang parkir di Kantor PD Kebersihan.

"Di situ (Kantor PD Kebersihan), turun lah satu laki-laki dan perempuan yang diduga korban ini. (Pelaku) mengaku bahwasannya ini (korban) istri dia dan minta diantarkan ke rumah yang bersangkutan (korban)," ucap AKBP Abdul Rahman.

Topik Menarik