Kepala BPJN Kalbar Dedy Mandarsyah Terseret Kasus Pemukulan Dokter Koas, Kok Bisa?
JAKARTA, iNews.id - Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat (Kalbar) Dedy Mandarsyah ikut terseret dalam pusaran kasus pemukulan dokter koas di Palembang yang viral di media sosial. Dia dikaitkan netizen sebagai ayah dari Lady Aurellia Pramesri, dokter koas yang diduga memicu penganiayaan terhadap Chief Koas FK Universita Sriwijaya (Unsri) M Luthfi.
Netizen yang geram dengan kasus penganiayaan dokter koas ini lalu menguliti sosok Lady hingga muncul nama Kepala BPJN Kalbar Dedy Mandarsyah yang ditengarai sebagai ayahnya.
Tak banyak informasi terkait sosoknya, namun dari unggahan akun Instagram @pupr_jalan_kalbar tampak keseharian tugas kerja Dedy Mandarsyah sebagai pimpinan di kantor tersebut.
Kasus ini bermula saat Lady merasa tak adil dengan jadwal jaga akhir tahun. Jadwal tersebut dibuat korban pemukulan M Luthfi yang merupakan chief koas di RS Siti Fatimah Palembang.
Lady lalu memberitahu soal jadwal akhir tahun tersebut kepada orang tuanya.Dikabarkan ibu Lady bernama Sri Meilina atau dikenal juga dengan nama Lina Dedy dan ayah Dedy Mandarsyah.
Dusan Vlahovic Ngamuk Ajak Berantem Jay Idzes di Laga Juventus vs Venezia FC, Ini Penyebabnya!
Selanjutnya mereka bertemu dengan Luhfi yang datang ditemani dua rekan dokter muda lainnya ke TKP yakni toko kue di kawasan Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Momen pertemuan Luthfi dan dua rekan dokter koas satu timnya awalnya berjalan lancar. Namun berujung keributan saat pria berbaju merak yang merupakan sopir pribadi orang tua Lady memukul dokter koas berulang kali.
Akun Instagram Lady pun sampai terungkap, yaitu @aureelady. Berdasarkan pantauan iNews.id, akun ini digembok dengan total pengikut 5.353 saat dicek Jumat (13/12/2024).
Sementara keluarga dokter koas yang menjadi korban penganiayaan telah melapor ke polisi. Wahyu Hidayat ayah Luthfi mengaku tak akan menempuh jalur damai atas kasus yang menimpa anaknya.
"Kami sudah melaporkan kejadian ini pada kepolisian dan berharap pelaku dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Wahyu, Jumat (13/12/2024).
Wahyu mengaku terkejut saat mendapat kabar anaknya mengalami penganiayaan. Menurutnya, pendidikan dokter yang ditempuh anaknya tidaklah mudah.
"Sebagai calon dokter muda harus ditempa untuk siap dengan kondisi apapun dalam bertugas. Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini dan keadilan harus ditegakkan," katanya.
Sejak kasus ini mencuat ke publik, Wahyu mengaku tak ada upaya dari pihak terlapor untuk datang meminta maaf. Meski begitu, dia tetap menolak andai kata keluarga lady mau datang meminta maaf.
"Belum ada yang menemui dan kami juga belum bersedia. Biarkan saja proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Kami serahkan seluruhnya ke polisi," ucapnya.