Nilai Tukar Rupiah Menguat Jelang Libur Natal, Ditutup di Rp16.765 per USD

Nilai Tukar Rupiah Menguat Jelang Libur Natal, Ditutup di Rp16.765 per USD

Terkini | idxchannel | Rabu, 24 Desember 2025 - 16:44
share

IDXChannel - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (24/12/2025). Rupiah menguat 22 poin atau 0,13 persen ke level Rp16.765 per USD.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menilai meningkatnya gesekan geopolitik, termasuk ketegangan yang kembali muncul antara Amerika Serikat dan Venezuela, yang telah mengganggu pasar keuangan yang lebih luas.

"Tindakan Washington yang semakin keras terhadap pengiriman minyak Venezuela dan respons Caracas telah menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas regional dan risiko pasokan global," tulis Ibrahim dalam risetnya.

Ekspektasi kebijakan moneter AS yang lebih longgar juga menjadi pendorong utama. Pasar terus memperhitungkan pemotongan suku bunga Federal Reserve pada 2026, bahkan setelah data ekonomi AS baru-baru ini menunjukkan kekuatan yang mengejutkan.

Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan bahwa ekonomi tumbuh dengan laju tahunan yang kuat sebesar 4,3 persen pada kuartal ketiga, di atas ekspektasi pasar 3,3 persen dan perkiraan sebelumnya 3,8 persen. 

Pesanan Barang Tahan Lama turun 2,2 persen pada Oktober, membalikkan kenaikan sebelumnya sebesar 0,7 persen. Pesanan tidak termasuk pertahanan turun 1,5 persen, sementara Pesanan Barang Tahan Lama tidak termasuk transportasi naik 0,2 persen.

Kondisi perdagangan tetap lesu di seluruh wilayah utama saat pasar memasuki liburan Natal. Pasar AS akan tutup lebih awal pada Rabu untuk Malam Natal dan akan tutup pada hari Kamis untuk Natal.

Dari internal, Indonesia diproyeksikan tetap menjaga ketahanan pertumbuhan pada 2026. Hal itu ditopang segmen konsumsi rumah tangga hingga investasi. Pergeseran ini menandai transisi ekonomi Indonesia dari sekadar menjaga momentum pertumbuhan menuju penguatan kualitas dan keberlanjutan pertumbuhan dalam jangka menengah hingga panjang.

Sedangkan, dua mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026, konsumsi rumah tangga tetap berperan sebagai penopang jangka pendek, seiring membaiknya daya beli dan stabilitas harga. 

Sementara itu, investasi lebih terfokus menjadi pendorong utama peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang.

Selain itu, seiring dengan masuknya bank sentral global dan domestik ke fase pelonggaran, kondisi pasar keuangan Indonesia diperkirakan menjadi lebih kondusif. Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun diproyeksikan bergerak dalam kisaran 5,6–6,1 persen, mencerminkan stabilitas yang mendukung pembiayaan pemerintah maupun dunia usaha.

Meski risiko global masih membayangi, koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang semakin solid dinilai memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan pondasi makroekonomi yang lebih seimbang, Indonesia memasuki 2026 dengan ruang yang lebih besar untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun diperkirakan ditutup melemah pada rentang Rp16.760- Rp16.790 USD.

(NIA DEVIYANA)

Topik Menarik