Prihatin Banyak Kaum Muda Nekat Bunuh Diri, ini Saran dan Solusi dari Psikiater dr. Shinta Widari
KUPANG,iNewsTTU.id-Kembali maraknya kasus bunuh diri di kalangan kaum muda usia produktif di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur menjadi keprihatinan semua pihak, tercatat di bulan Januari 2025 ini saja sudah ada tiga kasus bunuh diri.
Kasus bunuh diri pertama ialah Saputra Umbu Tagela (20), mahasiswa salah satu sekolah tinggi di Kota Kupang, yang tewas gantung diri pada Sabtu (11/1/2025).
Lalu yang sedang viral saat ini ialah kasus bunuh diri Pratu Andi Tambaru (24) Prajurit Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang nekat akhiri hidupnya sendiri pada Minggu (12/1/2025).
Pratu Andi ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi menggantung di pohon asam di wilayah Kelurahan Mokdale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
Terakhir seorang pemuda berinisial Emanuel Ano (25), juga ditemukan gantung diri, ia merupakan warga RT.010/RW.005, Desa Kiumasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tak bernyawa pada Jumat, 17 Januari 2025 petang.
Kondisi ini membuat dr. Shinta Widari seorang dokter sekaligus psikiater merasa prihatin, kepada media ini Senin (20/1/2025), dr. Shinta mengungkapkan depresi dan gangguan mental merupakan dua hal dominan yang menjadi penyebab timbulnya penyebab seseorang melakukan bunuh diri.
Dokter Shinta mengurai depresi pada remaja ( kaum muda_red) dan keinginan untuk bunuh diri adalah masalah yang sangat serius dan kompleks, Beberapa faktor yang bisa sebagai penyebabnya adalah masalah sosial seperti harapan yang tinggi di bidang pekerjaan atau pendidikan, perbandingan dengan teman sebaya saat ini, khususnya di media sosial dan tuntutan untuk berprestasi yang pastinya sangat membebani.
Kedua adanya konflik keluarga seperti perceraian orang tua, pola asuh yang terlalu otoriter, kurangnya perhatian dan waktu antar anggota keluarga juga sangat berperan dalam kasus ini, disamping faktor tekanan ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap kejadian ini.
Juga masalah bullying baik di dalam rumahnya sendiri, di tempat menuntut ilmu atau tempat kerja, serta saat ini bullying medsos juga sangat berdampak terhadap kejadian ini.
Predator Seksual Reynhard Sinaga Diserang dalam Penjara di Inggris, Ini Respons Pemerintah
" Saat ini juga orang semakin individualistis sehingga kaum muda sulit menjalin hubungan sosial dengan sesama juga sangat berperan. Saat ini banyak orang muda mengalami kendala psikologis tanpa disadari dan menganggap itu sesuatu yang biasa saja serta tidak mencari pertolongan, sehingga akhirnya mengalami gangguan jiwa seperti depresi,cemas, bipolar bahkan terjadi gangguan jiwa berat yang bisa memicu seseorang melakukan bunuh diri, trauma masa lalu dan terlibat narkoba juga sangat berperan dengan kejadian bunuh diri," urainya.
Ia menambahkan dalam beberapa kasus, orang yang bunuh diri biasanya timbul perasaan yang intens seperti marah, kecewa, dan panik walaupun yang bersangkutan tidak pernah mendapatkan diagnosis gangguan mental apapun. Sehingga hal ini yang menyebabkan penderita ingin menyudahi hidupnya saja.
Untuk itu dokter Shinta menyarankan semua orang untuk menjadi pendengar yang baik serta berikan ruang bagi orang yang mempunyai masalah untuk bercerita.
" Yang harus kita lakukan ialah menjadi pendengar yang baik dan tulus, berikan ruang dan waktu untuk mereka untuk mengungkapkan semua perasaannya tanpa pernah menghakiminya. Tunjukkan bahwa kita peduli dan siap mendengarkan serta membantunya, jangan pernah meremehkan ketika ada yg mengeluh mau bunuh diri," jelas dr. Shinta.
Ia menambahkan jangan membiarkan seseorang yang depresi berat merasa sendiri karena itu bisa membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidup, dan orang yang menjadi pendengar haruslah serius dan jangan mengeluarkan kata- kata yang melemahkan mereka.
" Seriuslah dengan apa yang mereka katakan. jangan mengeluarkan kata-kata yang justru membuat orang yang depresi ini terpuruk seperti, "Ah kamu lebay atau jangan berlebihan begitu, banyak berdoa saja dan lainnya" yang terutama jangan biarkan mereka sendirian terutama disaat sedih atau putus asa, tawarkan bantuan dan ajak untuk pergi ke profesional psikater atau psikolog," pungkasnya.