Yahwa Sinwar Tewas: AS Serukan Akhiri Konflik, Netanyahu Ingin Terus Perang
WASHINGTON, iNews.id - Israel mengklaim telah membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam serangan di Rafah, Jalur Gaza, pada Kamis (17/10/2024). Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun menyerukan diakhirinya konflik karena orang yang paling dicari Israel telah terbunuh.
Namun pandangan berbeda disampaikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia ingin perang di Gaza terus berlanjut sampai tujuannya tercapai.
Biden mengatakan perkembangan yang terjadi di Gaza membuatnya lebih optimis bahwa gencatan senjata bisa segera tercapai. Sudah saatnya perang berakhir dan para sandera Israel di Gaza segera dibebaskan.
Pernyataan itu disampaikan Biden dalam kunjungannya ke Berlin untuk bertemu Kanselir Jerman, perdana menteri Inggris, dan presiden Prancis.
Dia akan mengirim Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken ke Timur Tengah, termasuk Israel dalam 4 atau 5 hari ke depan. Blinken diharapkan akan berdiskusi dan bekerja sama dengan para mitranya dari Israel mengenai rencana setelah pembunuhan Sinwar.
Sementara itu Blinken mengatakan, AS akan melipatgandakan upaya untuk mengakhiri perang di Gaza.
"Dalam beberapa kesempatan selama beberapa bulan terakhir, Sinwar menolak upaya Amerika Serikat dan mitranya untuk mengakhiri perang ini melalui perjanjian yang akan mengembalikan para sandera kepada keluarga mereka dan meringankan penderitaan rakyat Palestina," kata Blinken, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (18/10/2024).
Blinken menegaskan tak ada alasan bagi Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza setelah pembunuhan Sinwar.
Sementara itu Netanyahu, dalam pidatonya mengomentari pembunuhan Sinwar, mengatakan perang belum akan berakhir.
"Ini bukan akhir dari perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir. Perang ini bisa saja berakhir besok. Bisa berakhir jika Hamas meletakkan senjata dan memulangkan para sandera," ujarnya.
Dalam pernyataan itu dia juga sesumbar bahwa Iran segera hancur.
"Poros perlawanan akan runtuh di depan mata kita," ujarnya, merujuk pada Iran yang dituduhnya membantu Hamas.
Sejauh ini belum ada komentar apa pun dari Hamas mengenai pembunuhan Sinwar. Biasanya kelompok perlawanan yang berkuasa di Gaza itu segera mengonfirmasi kabar jika ada pejabatnya yang gugur.