Wamen Stella Christie Pernah Bekerja Sebagai Pembersih Toilet Saat Kuliah di Harvard, Begini Ceritanya
Wamendikti Saintek Stella Christie punya cerita menarik nan inspiratif ketika kuliah di Harvard University. Stella tidak hanya berjuang untuk lulus dengan predikat terbaik namun juga bekerja untuk memenuhi biaya hidupnya.
Seperti kita ketahui, Stella Christie dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) dalam Kabinet Merah Putih.
Awal kemunculan Stella pun sudah mencuri perhatian. Mulai dari statusnya sebagai ilmuwan kognitif terkemuka dari Tsinghua University hingga bingkai kaca matanya yang mencuri perhatian publik.
Posisinya sebagai wakil Menteri bidang pendidikan tinggi membuat Stella aktif membagikan tips dan strategi kesuksesan bagi generasi muda.
Salah satunya melalui akun YouTube Kemendikti Saintek, Stella membagikan strategi mendaftar kuliah jenjang S1 ke perguruan tinggi luar negeri.
Kuliah di Harvard dan Bekerja sebagai Pembersih Toilet
"Saya bukan orang pintar ke 30 atau 50 di Indonesia tapi saya bisa masuk Harvard Under graduate atau S1. Dam S1 Harvard itu sangat jarang sekali orang Indonesia yang masuk," katanya, dilansir dari akun YouTube Kemendikti Saintek, Senin (9/12/2024).
Stella mengungkapkan, saat itu ia adalah orang pertama dari Indonesia dari 1,600 mahasiswa seluruh negara yang diterima kuliah S1 Harvard University. "Saya sama seperti kalian. Jika saya bisa kalian juga bisa," katanya memberi semangat.
Stella kuliah di Harvard dengan menerima beasiswa. Ia selama kuliah di kampus terbaik dunia dan Amerika itu tinggalnya di asrama. Beasiswa yang ia terima mencakup uang kuliah dan tempat tinggal saja.
Maka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau sekedar healing maka Stella pun harus bekerja. Berbagai macam pekerjaan ditekuni Stella demi bisa hidup dan lulus kuliah di Negeri Paman Sam.
"Kalau mau jalan-jalan dan bioskop saya tidak ada uang maka harus bekerja. Saya bekerja sebagai pembersih toilet, saya juga bekerja di dapur, bukan tukang masak tapi bantu motong-motong, mencuci piring," ungkap Stella.
Dari sekian pekerjaan yang ia lakoni, bekerja paruh Waktu di perpustakaan adalah yang paling menyenangkan. Namun ia mengaku persaingan mendapatkan kerja di perpustakaan terbilang tinggi dan ia pun bisa mendapatkannya saat tahun terakhir ia kuliah saja.
"Poin saya adalah, jika kita mau, pasti ada cara. Jangan berprasangka bahwa kalau kalian dari keluarga tak mampu engga bisa sekolah setinggi-tingginya," pungkas Stella Christie memberi motivasi.