Bulog Harus Kerja Keras Serap Gabah Petani di Tengah Musim Panen

Bulog Harus Kerja Keras Serap Gabah Petani di Tengah Musim Panen

Berita Utama | okezone | Jum'at, 24 Januari 2025 - 06:25
share

JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa mendorong Bulog bisa menyerap gabah beras petani sebanyak-banyak untuk memenuhi gudang, meski kapasitas saat ini terbatas. Apalagi panen raya di tengah musim hujan, Bulog harus bergerak untuk menyerap gabah petani. 

"Solusi jangka pendek Bulog harus bekerja keras menyerap gabah sebanyak-banyaknya terutama mulai bulan depan Februari, Maret, April betul-betul bergerak cepat untuk menyerap gabah dari petani beras. Cara itu harapan kita perlahan-lahan harga gabah kering panen di tingkat petani membaik," kata Dwi Andreas kepada Okezone.com, Jumat (24/1/2025). 

Andreas mengungkapkan, bahwa hasil gabah petani di setiap daerah memang berbeda-beda. Mutu dan kualitas ini yang mempengaruhi harga, sehingga tidak semuanya bisa ditetapkan dengan HPP Rp6.500 per kilogram (Kg). 

"Kalau jelek ya memang harga tertekan mendekati panen raya mendatang. Nah kalau kemarin dilaporan dari Sumsel memang jatuh itu di tingkat petani hanya Rp5.300 lah, jauh di bawah HPP yang sudah diputuskan Rp6500. Sekarang musim hujan kalo musim hujan pasti harga gabah turun, dari sisi kualitas," ujarnya. 

Oleh karena itu, Bulog sangat didorong untuk bisa menyerap gabah hasil panen tersebut dengan maksimal. Meski diakui Andreas bahwa, serapan gabah terbesar oleh swasta bukan pemerintah. 

"Kalau gabah ya pasti swasta yang menyerapnya, hanya bisa mengimbau stok beras, beras nasional sedemikian besar awal tahun sehingga ya pasti harga gabah kemungkinan akan tertekan jadi itu terutama tertekan di puncak panen raya ini," ujarnya. 

 

Menurutnya, saat ini penyerapan gabah petani belum terlalu terlihat meski trennya sudah menuru. Seperti di Jawa laporan dari petani di Lamongan harganya jatuh sampai Rp5.700-Rp6600. Di Jawa Barat masih di atas Rp7.000 dan beberapa daerah lain memang sudah di bawah Rp7.000. 

"Ini masih relatif aman walaupun sudah trennya sudah turun. Tren gabah kering panen sudah turun apalagi bersamaan dengan panen di musim penghujan nah ini sangat berisiko bagi petani," ujarnya.

Topik Menarik