Deteksi Dini Kanker Payudara, 300 Penyintas Ikuti Seminar di RS PMI Bogor

Deteksi Dini Kanker Payudara, 300 Penyintas Ikuti Seminar di RS PMI Bogor

Terkini | bogor.inews.id | Sabtu, 26 Oktober 2024 - 16:40
share

BOGOR, iNewsBogor.id – Kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Data menunjukkan, sekitar 70 persen kasus kanker payudara baru terdeteksi saat sudah berada di stadium lanjut. Merespons situasi tersebut, RS PMI Bogor menggelar seminar tentang deteksi dini kanker payudara di Kalla Ballroom, Gedung Afiat RS PMI Bogor.

Direktur RS PMI Bogor, drg. Sutarto, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Breast Cancer Awareness Month 2024. Selain memberikan edukasi, kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi para penyintas untuk terus berjuang dan bertahan.

“Seminar ini menjadi bukti komitmen kami untuk terus memberikan pelayanan terbaik. Ada sekitar 300 penyintas kanker payudara yang hadir dan menerima informasi tentang pentingnya deteksi dini,” ujarnya.

Dokter Bedah Onkologi RS PMI Bogor, dr. Heldrian Dwinanda, turut menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap gejala awal kanker payudara. Selama tiga tahun terakhir, pihaknya telah menangani 500 pasien di poliklinik onkologi RS PMI Bogor.

“Banyak pasien datang terlambat karena mengabaikan tanda-tanda awal, seperti benjolan atau perubahan fisik pada payudara. Saat gejala semakin parah dan memasuki stadium lanjut, pengobatan menjadi lebih sulit, memakan biaya besar, dan risiko kematian pun meningkat,” jelasnya.

 

Nanda, sapaan dr. Heldrian, menambahkan bahwa jika kanker terdeteksi di stadium awal (stadium 1-2), peluang pengobatan dan harapan hidup pasien jauh lebih baik. Karena itu, edukasi tentang deteksi dini perlu terus didorong kepada masyarakat.

Selain edukasi medis, seminar ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para penyintas, memperkuat hubungan mereka satu sama lain.

“RS PMI Bogor sebagai rumah sakit rujukan kanker payudara ingin membangun hubungan erat dengan para penyintas. Kami berharap hubungan ini bisa lebih hangat, seperti keluarga,” tambah Nanda.

Ia berharap para peserta seminar dapat menyebarluaskan informasi tentang deteksi dini kepada keluarga dan masyarakat luas.

“Selama ini, 60-70 persen pasien yang datang ke RS PMI sudah dalam kondisi stadium lanjut, sehingga opsi penanganannya terbatas, seperti operasi pengangkatan payudara atau kemoterapi,” ujarnya.

Dengan kegiatan ini, RS PMI Bogor berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan memberikan harapan bagi para penyintas agar bisa bertahan dan menjalani hidup lebih baik.

Topik Menarik