Kawat Seling Jembatan Gantung di Campaka Putus, 3 Pelajar Jatuh Ke Sungai
CIANJUR, iNewsCianjur.id - Akibat jembatan Bobojong putus, sejumlah warga di Kampung Sukaresmi, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, terpaksa harus menyebrangi sungai atau memutar sejauh 3 Km meter.
Hal itu dilakukan dilakukan warga karena jembatan yang menghubungkan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibeber kawat sling putus beberapa waktu lalu akibat sudah dimakan usia.
Akibatnya, jembatan tersebut untuk sementara ditutup warga lantaran menjadi miring, selain itu struktur bangunannya sudah goyang dan membahayakan bila dilalui pejalan kaki atau kendaraan.
"Putusnya kawat sling jembatan terjadi hari Kamis, sekitar pukul.13.00 Wib. Saat itu ada sekitar 11 siswa SMP yang baru pulang sekolah melewati jembatan tersebut bahkan saat lawat sling putus ada 3 siswa yang jatuh ke air untungnya mereka selamat," Syarif Hidayat seorang guru warga setempat saat ditemui dilokasi, Jum'at (10/1/2025).
Meski badan jembatan masih menggantung namun warga melakukan melakukan penutupan karena untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kondisi jembatan sepanjang 35 meter itu sebenarnya tidak layak digunakan karena sudah berusia 17 tahun dan dibangun tahun 2008. Terutama kondisi tali baja sling sudah berkarat sehingga rentan putus.
"Jembatan gantung itu memang merupakan jalan alternatif untuk mempersingkat perjalanan. Namun hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Itu pun harus hati-hati menjaga keseimbangan dari goyangan jembatan," kata Syarif.
Dampak dari jembatan Bobojong ditutup aktivitas warga dan anak-anak yang sekolah harus berputar sejauh tiga kilometer. Namun ada juga sebagian warga yang nekad menyebrang sungai.
Syarif menjelaskan bahwa jembatan ini adalah akses vital bagi warga. Pada kondisi normal, jembatan gantung yang putus ini setiap hari digunakan anak-anak menjadi jalan pintas pergi dan pulang sekolah. Sedangkan tiap harinya, jembatan dilewati tidak kurang 300 kendaraan sepeda motor.
"Yang paling penting pihak pemerintah segera melakukan perbaikan jembatan tersebut karena untuk pulang pergi anak-anak sekolah. Kasihan mereka harus memutar jauh, apalagi bagi yang tidak punya kendaraan, agar aktivitas masyarakat dapat kembali berjalan normal. Karena fungsinya vital sebagai jalan alternatif memotong jara," pungkasnya.