Duh! 9,9 Juta Gen Z bakal Nganggur Tahun Depan gegara Hal Ini

Duh! 9,9 Juta Gen Z bakal Nganggur Tahun Depan gegara Hal Ini

Ekonomi | inews | Sabtu, 26 Oktober 2024 - 17:20
share

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 9,9 juta gen Z diramal akan menganggur di tahun depan. Hal itu dikarenakan ada mismatch skill dan kebutuhan pasar kerja.

Menurut Dosen Universitas Paramadina, Tia Rahmania tahun depan akan ada 27 persen gen Z yang menjadi angkatan kerja. Namun, beberapa di antaranya malah menganggur.

“Banyak Gen-Z mengalami stres kerja karena tidak bisa menghargai proses dan menjadi bentuk masalah sehingga menjadikan Gen-Z punya ambisi dan ekspektasi tinggi” ucap Tia dalam diskusi yang diadakan oleh Universitas Paramadina dengan tema ‘Gen-Z & Work Ethic Problem’ pada Jumat (25/10/2024). 

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa saat ini ada fenomena pekerja gen Z kurang disiplin dan terlalu banyak menuntut, berorientasi pada hasil, work life balance, anti lingkungan kerja toxic, kutu loncat hingga cenderung pemilih.

Jika menjadi atasan, gen Z dinilai cenderung menjadikan bawahan partner tanpa melibatkan strata, memanajemen keuangan sangat penting baginya, kemudian yang berkembang kemudian fenomena YOLO, FOMO, FOPO & jam koma.

Karakternya dalam konteks masa remaja atau awal dewasa, merasa krisis identitas, penting terkait teman dekat, moody, merasa orang tua terlalu ikut campur, terlalu kompetitif dan sebagainya.

“Saat ini, banyak yang mengadopsi istilah ATM di mana ATM ini sebuah proses amati, teliti dan modifikasi” imbuhnya. 

Selain itu, Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Adrian Wijanarko menilai gen Z memiliki tekanan internal tersendiri di mana banyak kasus menjadi tertekan. Hal itu dikarenakan situasi orang tua telah pensiun, sementara harus juga memikirkan biaya kuliah adiknya.

“Dari sisi tekanan sosial/eksternal, Gen-Z apalagi setelah Covid-19, Gen-Z merasa nasib mereka ke depan menjadi sangat suram, akibat kecemasan/tekanan ekonomi, ketidakpastian ekonomi global juga menambah sumber kecemasan Gen-Z,” ucapnya. 

Adrian memaparkan bahwa dampak ekonomi dari ketidakpastian ekonomi global juga menyebabkan tekanan akibat ketersediaan lapangan kerja yang semakin sulit. Bahkan, kecocokan dengan atasan dan rekan kerja dan culture juga turut berpengaruh.  

“Gen Z menginginkan pekerjaan yang shortterm maka shortwin atau kecepatan kompensasi setelah proyek berhasil dikerjakan. Pola pengupahan juga harus disesuaikan, karena Gen Z juga ingin memilih sendiri pilihan-pilihan benefit semisal tunjangan kendaraan, komunikasi dan lain sebagainya” kata Adrian.

Topik Menarik