Pengembang Ungkap Tantangan Realisasi Program 3 Juta Rumah

Pengembang Ungkap Tantangan Realisasi Program 3 Juta Rumah

Ekonomi | okezone | Senin, 5 Mei 2025 - 19:13
share

JAKARTA – Asosiasi pengembang perumahan menilai keberadaan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi tantangan dalam mewujudkan Program 3 Juta Rumah yang digagas pasangan Prabowo-Gibran.

SLIK OJK dianggap kurang relevan di tengah maraknya pinjaman online (pinjol) yang mudah diakses dan semakin dekat dengan masyarakat. Meskipun nilai pinjamannya kecil, informasi pinjol tetap tercatat dalam SLIK dan dapat memengaruhi kelayakan kredit perumahan.

“Masyarakat yang melakukan pinjaman online, berapa pun jumlahnya, akan tercatat di SLIK OJK. Jika ada masalah dalam pembayaran cicilan, maka otomatis mereka akan kesulitan mendapatkan akses pembiayaan perumahan,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Junaidi Abdillah, Senin (5/5/2025).

"Semuanya itu harus ada kemauan, political while bagaimana program 3 juta rumah berjalan, kalau itu menjadi hambatan, tentu itulah yang dicarikan solusi. Bagaimana masyarakat yang terkena SLIK ini bisa mendapatkan rumah," sambungnya. 

Junaidi mengatakan penghambat realisasi program 3 juta rumah yaitu SLIK Pinjaman Online. Menurutnya, SLIK ini yang harus bisa dicarikan solusi oleh pemerintah agar program 3 juta rumah tercapai.

Pasalnya, saat ini ada jutaan masyarakat sudah mengakses pinjaman online karena punya keunggulan fleksibilitas dan pencairan dana yang mudah. Ketika nasabah pinjol ini harus terganjal SLIK praktis tidak bisa mengakses pembiayaan untuk membeli rumah.

"SLIK itu ada karena kredit lain-lain, dan kredit karena pinjol, kalau kredit lain-lain saya setuju, tapi kalau SLIK karena pinjol tidak, karena pinjamannya kecil," kata Junaidi Abdillah.

"Ketika masyarakat belum melunasi karena SLIK Pinjol, pasti program 3 juta rumah tidak bisa tertarget dengan baik, karena apa, hampir seluruhnya yang mengalami masalah kredit ada di pinjol, dan itu jutaan," tambahnya.

 

Dihubungi secara terpisah, Secara terpisah, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia menilai bahwa dominasi perbankan dalam pembiayaan perumahan saat ini berpotensi menjadi hambatan, karena bank sangat bergantung pada data dari SLIK OJK dalam menilai kelayakan kredit calon debitur.

"Pasti menghambat (program 3 juta rumah), karena bank menggunakan SLIK OJK. Strategi pembiayaan perumahan kita sepenuhnya masih melalui perbankan. Maka ini harus segera dirumuskan solusinya," ujar Joko.

REI dan APERSI mendorong pemerintah untuk mencari formula khusus agar catatan pinjaman online tidak menjadi penghalang utama dalam akses pembiayaan perumahan, terutama bagi masyarakat kecil yang hanya meminjam dalam jumlah minim namun tetap terdampak oleh sistem SLIK.

Topik Menarik