Kisah Bripka Agus Fay Melawan Takdir di Tengah Amukan Gunung Lewotobi

Kisah Bripka Agus Fay Melawan Takdir di Tengah Amukan Gunung Lewotobi

Terkini | flores.inews.id | Selasa, 26 November 2024 - 21:50
share

Flores Timur, iNewsFlores.id- Malam itu, 3 November 2024, seharusnya menjadi malam yang biasa bagi Bripka Agus Fay, seorang anggota Polri yang bertugas di Kecamatan Wulanggitang. Desa Dulipali, tempat ia tinggal bersama keluarga, terasa tenang seperti biasanya. Namun, di detik-detik yang tak terduga, alam merenggut kedamaian itu dengan dahsyatnya.

Pukul 00.47 WITA, gempa mendadak mengguncang bumi. Getarannya kian menguat, diikuti suara letusan dari arah Gunung Lewotobi. Dalam hitungan detik, listrik padam, dan malam berubah menjadi kegelapan penuh teror.

“Saya berteriak sekuat tenaga, ‘Ada gempa!’ Kami semua bangun dan berlari ke dapur. Saat sampai di dapur, listrik mati. Saya bilang, ‘Stop dulu,’ tapi seketika itu juga api muncul di di dalam rumah,” kenang Agus dengan suara bergetar, mencoba mengatasi trauma yang membekas.

Api dengan cepat menjalar, melahap bagian belakang rumah mereka. Tanpa sempat menyelamatkan banyak barang, Agus memastikan keluarganya keluar rumah.

Namun, situasi semakin genting. Di luar rumah, bebatuan panas dari erupsi beterbangan, menciptakan jalur berbahaya yang harus mereka lewati.

“Pakaian adik saya dan istrinya habis terbakar. Spring bed dan sejumlah uang ludes. Kami berjalan tanpa alas kaki di atas batu panas. Kaki saya sampai melepuh,” ujar Agus, menunjukkan luka di kakinya yang masih tampak jelas.

Dalam keadaan terluka, ia tetap memandu istri dan anak-anaknya menuju mobil yang terparkir. Meski rasa sakit membakar setiap langkahnya, Agus tetap mengemudi membawa keluarganya ke Desa Lewolaga, jauh dari zona bahaya.

Namun, tugasnya belum selesai. Setelah memastikan keluarganya aman, Agus kembali ke Desa Konga, salah satu lokasi terdampak letusan, untuk membantu masyarakat. Meskipun kaki melepuh dan tubuhnya lelah, ia tetap menjalankan perannya sebagai Bhabinkamtibmas.

“Masyarakat masih membutuhkan saya. Biar kaki saya sakit, saya tetap melayani,” tegas Agus, matanya berbinar penuh tekad meski tubuhnya menunjukkan kelelahan.

Topik Menarik