Israel Gunakan Bom Penghancur Bunker Buatan AS untuk Bunuh Pemimpin Hamas, Salah Satu Terbesar di Era Modern

Israel Gunakan Bom Penghancur Bunker Buatan AS untuk Bunuh Pemimpin Hamas, Salah Satu Terbesar di Era Modern

Global | okezone | Senin, 30 September 2024 - 06:20
share

BEIRUT - Israel merencanakan pembunuhan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dengan sangat serius.  Analisis Project on Defense Alternatives (PDA) menyebutkan Israel menggunakan bom penghancur bunker seberat 900 kg dengan radius penghancuran 30-35 meter. 

Nasrallah, tewas dalam serangan hari Jumat terhadap markas bawah tanah kelompok tersebut di Beirut. Selain menewaskan Nasrallah, menurut laporan Al Jazeera serangan tersebut menghancurkan sekitar enam bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut. 

Serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel dilakukan dengan sangat cermat. Melibatkan kolaborasi beberapa badan intelijen dan direncanakan selama berbulan-bulan, serangan terhadap Nasrallah digambarkan sebagai salah satu serangan terbesar di pusat kota dalam sejarah terkini, menurut beberapa laporan yang dikutip Washington Post, Al Jazeera dan NDTV.

Selanjutnya, intelijen mendapatkan waktu pasti mengonfirmasi keberadaan Nasrallah di bunker pada saat serangan itu. Juru bicara Israel Nadav Shoshani mengatakan kepada WSJ, "Kami mendapat informasi intelijen bahwa Nasrallah sedang bertemu dengan teroris senior, dan kami bertindak sesuai dengan itu."
 


Israel menggunakan hampir 80 ton bahan peledak, termasuk sekitar 85 bom "penghancur bunker" khusus yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam bangunan berbenteng.  Amunisi tersebut mampu menembus hingga 30 meter tanah atau enam meter beton bertulang, digunakan untuk menembus pertahanan bunker dan memastikan ketepatan serangan.

 

Mengutip tiga orang ahli yang menganalisis video serangan hari Jumat yang diunggah Angkatan Udara Israel, disebutkan jika beberapa bom yang digunakan adalah “BLU-109 dan perangkat pemandu JDAM” buatan AS. 

BLU-109 adalah bom berat penghancur bunker dan perangkat JDAM adalah sistem pemandu yang dipasang pada amunisi untuk membantu menyerang target tertentu. Namun, AS berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan sebelumnya tentang serangan Israel pada hari Jumat di Lebanon. 

Meski, Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presidennya Kamala Harris menyambut baik pembunuhan Nasrallah, menyebutnya sebagai "tindakan keadilan" dalam serangan yang menyebabkan 1.030 korban tewas dan 6.352 luka-luka sejak  sejak 16 September 2024 lalu.

"Semua yang kami rencanakan dilaksanakan dengan tepat, tanpa kesalahan, baik dalam intelijen, perencanaan, pesawat, maupun operasi itu sendiri. Semuanya berjalan lancar," kata komandan Skuadron ke-69 IAF kepada wartawan, seperti dikutip Times of Israel

Topik Menarik