Miliarder Rusia Beri Hadiah Rp2,3 Miliar kepada Tentara yang Tembak Jatuh F-16 Ukraina
Sergey Shmotyev, miliarder Rusia CEO Fores, telah mengumumkan bahwa dia akan memberikan hadiah 15 juta rubel (lebih dari Rp2,3 miliar) kepada tentara Moskow pertama yang berhasil menembak jatuh jet tempur F-16 Ukraina di Zaporizhzhia.
Awal pekan ini, Wakil Ketua Dewan Koordinasi Rusia untuk Integrasi Kawasan Baru Vladimir Rogov mengatakan bahwa militer Rusia telah menembak jatuh jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) yang dioperasikan pasukan Ukraina.
"Pesawat F-16 itu berada di posisi untuk meluncurkan serangan rudal ke kawasan itu, dan pesawat itu ditembak jatuh," tulis Rogov di Telegram pada hari Rabu lalu.
Fores tengah menunggu konfirmasi resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia terkait penghancuran jet tempur F-16.
“Penghargaan untuk F-16 yang jatuh ini merupakan kontribusi kami untuk mendukung mereka yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari demi keselamatan Tanah Air. Kami bangga dengan kepahlawanan para prajurit kami dan akan terus memberi mereka bantuan yang komprehensif,” kata Shmotyev dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Russia Today, Minggu (29/12/2024).
Shmotyev awalnya mengungkapkan program penghargaan tersebut di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) pada bulan Juni, di mana dia juga membahas insentif sebelumnya untuk menghancurkan tank-tank Barat.
Fores sebelumnya telah menawarkan 5 juta rubel untuk tank Leopard Jerman atau Abrams Amerika pertama yang dihancurkan, dengan hadiah berikutnya masing-masing sebesar 500.000 rubel. Hingga saat ini, perusahaan tersebut mengatakan telah melakukan delapan pembayaran.
Sejak dimulainya operasi militer Moskow pada bulan Februari 2022, Fores telah mendukung angkatan bersenjata Rusia dengan peralatan, bantuan kemanusiaan, dan pendanaan untuk program pelatihan. Perusahaan itu mengatakan total sumbangannya telah melampaui 230 juta rubel.
Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentar resmi tentang masalah tersebut. Jika dikonfirmasi, ini akan menandai kerugian tempur pertama yang diketahui dari pesawat semacam itu dalam perang tersebut, yang menandakan meningkatnya keterlibatan persenjataan canggih.
Pada bulan Agustus, beberapa F-16 dilaporkan dikerahkan untuk mencegat serangan rudal Rusia, tetapi satu di antaranya jatuh. Anggota Parlemen Ukraina Maryana Bezuglaya kemudian mengungkapkan bahwa jet itu secara keliru ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Patriot yang dipasok NATO.
Moskow telah mengecam pengiriman senjata Barat, memperingatkan bahwa itu hanya akan memperpanjang konflik tanpa mengubah hasilnya. Moskow juga mengatakan bahwa pengiriman F-16 merupakan eskalasi permusuhan.