Pemerintah Jerman Tuding Elon Musk Campur Tangan Pemilu

Pemerintah Jerman Tuding Elon Musk Campur Tangan Pemilu

Global | sindonews | Selasa, 31 Desember 2024 - 21:31
share

Pemerintah Jerman menuduh miliarder teknologi Elon Musk berupaya memengaruhi pemilu federal negara itu, yang dijadwalkan pada 23 Februari.

Menurut juru bicara kabinet Jerman Christiane Hoffmann, Musk berupaya memengaruhi opini publik agar mendukung partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD).

Musk memicu kontroversi dengan memposting di X awal bulan ini bahwa, "Hanya AfD yang dapat menyelamatkan Jerman."

Ini diikuti opini di surat kabar Jerman Welt am Sonntag pekan lalu, di mana dia membela partai tersebut terhadap tuduhan ekstremisme dan memuji kebijakan ekonominya.

"Elon Musk memang berupaya memengaruhi pemilu federal melalui pernyataannya," ujar Hoffmann pada hari Senin (30/12/2024).

Dia mencatat meskipun kebebasan berbicara mencakup hak untuk mengungkapkan pendapat apa pun, termasuk apa yang dia sebut sebagai "omong kosong terbesar," itu tidak membebaskan individu dari konsekuensi kata-kata mereka.

AfD telah diklasifikasikan sebagai organisasi ekstremis yang "diduga" oleh dinas intelijen domestik Jerman karena sikapnya yang keras terhadap imigrasi dan anti kemapanan.

Partai tersebut saat ini berada di posisi kedua setelah blok konservatif CDU/CSU, tetapi tetap dijauhi oleh partai-partai besar lainnya, yang telah memutuskan tidak membentuk koalisi dengannya.

Dalam opininya, Musk menepis kritik terhadap AfD, dengan menyatakan, "Penggambaran mereka sebagai sayap kanan jelas salah."

"Partai-partai tradisional telah mengecewakan Jerman. Kebijakan mereka telah menyebabkan stagnasi ekonomi, keresahan sosial, dan erosi identitas nasional," tulis Musk.

"Meskipun dicap sayap kanan, AfD mewakili realisme politik yang selaras dengan banyak orang Jerman yang merasa kekhawatiran mereka diabaikan oleh kemapanan."

Friedrich Merz, kandidat utama aliansi CDU/CSU dan calon kanselir masa depan, menggambarkan intervensi Musk sebagai "intrusif dan lancang."

Dia menyatakan tidak dapat mengingat contoh serupa tentang campur tangan dalam kampanye pemilihan umum negara sahabat.

Lars Klingbeil, salah satu pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD), membandingkan Musk dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menuduh keduanya berusaha melemahkan Jerman dengan mendukung AfD.

Koalisi tiga arah yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz runtuh pada awal November di tengah pertikaian internal mengenai prioritas pengeluaran.

Pada tanggal 16 Desember, pemimpin Jerman tersebut kalah dalam mosi tidak percaya di Bundestag, yang menandai berakhirnya masa jabatannya di pucuk pimpinan pemerintahan minoritas.

Pemilu cepat telah dijadwalkan pada tanggal 23 Februari.

Didirikan pada tahun 2013, AfD telah menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir. Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat INSA untuk Bild pekan lalu, salah satu pemimpin AfD Alice Weidel, 45 tahun, berada di depan para pesaingnya dalam kampanye untuk menjadi kanselir berikutnya. Weidel akan dikonfirmasi sebagai calon AfD pada konferensi partai bulan depan.

Topik Menarik