Sejumlah Negara Khawatirkan Praktik Spionase di Balik Program Inovasi China
Sejumlah program inovasi China telah memicu kekhawatiran banyak pihak, yang khawatir bahwa hal tersebut hanya merupakan kedok dari spionase berskala besar.
Mengutip dari European Times, Sabtu (11/1/2025), ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi dan inovasi ini telah menghasilkan pembentukan jaringan canggih basis-basis inovasi di luar negara mereka (offshore).
Basis-basis ini, yang diluncurkan China sebagai bagian dari strategi "peremajaan nasional" negara yang lebih luas, berfungsi sebagai pusat dalam memperoleh teknologi canggih, mengembangkan bakat, dan mempercepat pembangunan ekonomi. Namun, kekhawatiran telah berkembang atas sifat penggunaan gandanya, dengan dugaan adanya praktik spionase korporat dan teknologi.
Basis Inovasi Offsphore: Sebuah Inisiatif Strategis
Sejak 2015, Republik Rakyat China telah secara aktif mengembangkan "basis inovasi dan kewirausahaan offshore bagi bakat luar negeri."Hingga 2024, terdapat 30 basis semacam itu yang berlokasi strategis di dalam zona pengembangan teknologi tinggi di seluruh China. Pangkalan-pangkalan ini dirancang untuk bekerja sama dengan universitas-universitas global terkemuka, lembaga-lembaga penelitian, dan perusahaan-perusahaan multinasional, yang memposisikan China sebagai pusat kemajuan teknologi.
Contoh-contoh penting termasuk Taman Industri Suzhou dan pusat-pusat inovasi Beijing, yang bertujuan untuk menarik keahlian internasional dan mentransfer teknologi mutakhir.
Lewat pembinaan kemitraan dengan lembaga-lembaga akademis dan perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, basis-basis ini tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga berkontribusi pada tujuan China untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing.
Memanfaatkan Universitas dan Program Pertukaran
Inti dari strategi inovasi China adalah penggunaan program-program pertukaran akademis dan budaya untuk menarik mahasiswa dan peneliti internasional ke ekosistem inovasinya.Malu Ikut dalam Skandal Darurat Militer 6 Jam, Mantan Menhan Korea Selatan Coba Bunuh Diri
Melalui inisiatif-inisiatif seperti Rencana Seribu Bakat dan Institut-Institut Konfusius, China telah berhasil merekrut ribuan ilmuwan, insinyur, dan teknokrat untuk berkontribusi pada tujuan-tujuan penelitian dan pengembangannya.
Namun, program-program ini juga menuai kritik dan pengawasan dari negara-negara Barat. Laporan-laporan menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa dan peneliti terkait inisiatif-inisiatif ini telah terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual dan transfer-transfer teknologi yang tidak sah.
Investigasi Senat Amerika Serikat (AS) pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa para peneliti China yang berpartisipasi dalam program bakat diharuskan menandatangani perjanjian untuk memprioritaskan kepentingan China dan berbagi penemuan ilmiah apa pun yang dibuat selama bekerja di luar negeri.
Spionase Perusahaan dan Pencurian Kekayaan Intelektual
Basis inovasi offshore China dan program bakat terkait telah terlibat dalam kasus spionase perusahaan. Pihak berwenang di negara-negara seperti AS dan Australia telah mengungkap kasus-kasus di mana mahasiswa China atau cendekiawan tamu diduga mengakses data perusahaan yang sensitif dan penelitian lanjutan dengan kedok kolaborasi yang sah.Kota-kota di Suriah yang Dibom Israel
Dalam beberapa kasus, perusahaan multinasional yang bermitra dengan basis inovasi China telah melaporkan duplikasi teknologi hak milik yang tidak sah. Aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan upaya spionase yang disponsori negara yang bertujuan untuk memperkuat keunggulan kompetitif China di sektor-sektor penting seperti kecerdasan buatan (AI), bioteknologi, dan kedirgantaraan.
Kekhawatiran Internasional yang Meningkat
Sifat penggunaan ganda dari strategi inovasi China—menggabungkan kemajuan teknologi yang sah dengan pengumpulan intelijen rahasia—telah memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.Sejumlah pemerintahan telah memperketat regulasi tentang kolaborasi akademis dan teknologi dengan entitas China, dan menerapkan penyaringan yang lebih ketat terhadap mahasiswa asing di bidang-bidang sensitif seperti teknik dan komputasi kuantum.
Menyeimbangkan Peluang dan Risiko
Meski basis inovasi offshore China berkontribusi pada perkembangan teknologi dan ekonominya, keterkaitannya dengan spionase dan pencurian kekayaan intelektual menyoroti perlunya kewaspadaan. Saat negara-negara menavigasi kompleksitas globalisasi dan inovasi, menyeimbangkan kolaborasi terbuka dengan menjaga keamanan nasional tetap menjadi tantangan penting.Strategi China, yang memadukan inovasi dengan taktik tersembunyi, menggambarkan garis samar dalam geopolitik modern, di mana ambisi ekonomi dan kenegaraan sering kali bersinggungan dengan cara yang rumit dan kontroversial. Dunia akan terus mengamati dengan saksama saat China memperluas jejak teknologinya dan membentuk kembali lanskap inovasi global.