Saham ARCI-HRTA Cs Terimbas Aksi Ambil Untung, Harga Emas Masih Solid

Saham ARCI-HRTA Cs Terimbas Aksi Ambil Untung, Harga Emas Masih Solid

Ekonomi | idxchannel | Senin, 15 Desember 2025 - 10:40
share

IDXChannel – Sejumlah saham emiten emas terkoreksi pada Senin (15/12/2025) pagi, seiring aksi ambil untung usai reli menjelang akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.21 WIB, harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melemah 2,23 persen ke Rp6.575 per unit, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turun 1,94 persen, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) berkurang 2,48 persen.

Kemudian, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terdepresiasi 1,75 persen dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memerah 0,98 persen.

Berbeda, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melesat 5,78 persen dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) melambung 10,77 persen.

Sementara, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) stagnan di Rp1.230 per unit.

Harga emas naik ke kisaran USD4.320 per troy ons pada Senin, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa (ATH).

Investor tengah menanti serangkaian rilis data ekonomi utama Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Trading Economics, perhatian pasar terutama tertuju pada laporan ketenagakerjaan yang dijadwalkan rilis Selasa serta data inflasi yang akan diumumkan Kamis.

Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini sebesar 25 basis poin.

Namun, keputusan tersebut tidak diambil secara bulat, dengan tiga pembuat kebijakan menyatakan penolakan.

Perbedaan pandangan pun masih terlihat terkait ruang pelonggaran kebijakan lebih lanjut pada 2026.

Dua pejabat The Fed yang menentang pemangkasan suku bunga itu menyatakan pada Jumat bahwa inflasi masih berada di level tinggi dan menilai akan lebih ‘bijaksana’ untuk menunggu tambahan data sebelum menurunkan suku bunga.

Sepanjang tahun berjalan, harga emas telah melesat lebih dari 60 persen dan berada di jalur penguatan tahunan terkuat sejak 1979.

Kenaikan ini didorong oleh pembelian agresif bank sentral, arus masuk ETF yang solid, permintaan aset lindung nilai, serta pergeseran minat investor dari obligasi pemerintah dan mata uang. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Topik Menarik