Jangan Sepelekan Gangguan Mata, Segera Deteksi Dini Cegah Kebutaan karena Katarak

Jangan Sepelekan Gangguan Mata, Segera Deteksi Dini Cegah Kebutaan karena Katarak

Gaya Hidup | inews | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 11:46
share

JAKARTA, iNews.id - Penyakit katarak masih menjadi kasus terbesar gangguan penglihatan di dunia. Penyebab Katarak paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. 

Menurut data tahun 2020 secara global, lebih dari 100 juta orang menderita katarak dan 17 juta di antaranya mengalami kebutaan. Di Indonesia, penyandang kebutaan berjumlah 1,6 juta orang, dengan sekitar 80 persen disebabkan oleh katarak. Meski bisa menyebabkan buta, katarak sebenarnya sangat bisa direhabilitasi, yakni dengan operasi.

Sayangnya, masih banyak penyandang katarak yang belum menjalani operasi. Ironisnya lagi, alasan terbanyak belum adanya tindakan adalah karena penyandang katarak yang tak sadar mengidap gangguan penglihatan
ini.

Lantas, bagaimana mencegah kebutaan karena katarak? Berikut ulasannya.

1. Perlindungan mata dari sinar UV

Gunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar UV, karena paparan sinar UV berlebih dapat meningkatkan risiko katarak.

2. Pola makan sehat

Konsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti vitamin C dan E, serta makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin (seperti sayuran hijau dan buah-buahan), yang membantu menjaga kesehatan mata.

3. Kontrol kondisi kesehatan

Kondisi seperti diabetes dapat meningkatkan risiko katarak, jadi penting untuk menjaga kadar gula darah dan tekanan darah.

4. Pemeriksaan mata rutin

Skrining mata secara teratur, terutama setelah usia 40 tahun, membantu mendeteksi katarak pada tahap awal. Skrining katarak sangat disarankan terutama bagi individu yang memiliki faktor risiko, seperti usia lanjut, diabetes, riwayat keluarga dengan katarak, atau paparan sinar matahari berlebih.

Dokter Hans Widjaja Putra selaku, direktur Primaya Hospital mengatakan, pada tahap skrining dilakukan pemeriksaan tensi, gula darah, pemeriksaan EKG, pemeriksaan katarak, visus dan biometri oleh dokter spesialis. Setelah operasi dilaksanakan, pasien dibekali dengan edukasi perawatan 
luka dan diberikan obat pulang. 

"Pada control paska operasi, dokter akan melihat perkembangan hasil operasi serta memeriksa kondisi luka operasi," kata dokter Hans.

Dia menyampaikan pasien dapat mendatangi Pusat Layanan Mata yang merupakan salah satu dari Center of Excellence Primaya Hospital Sukabumi. Pusat layanan mata ini dapat melakukan tindakan operasi pacho, SICS (Small Incision Catarac Surgery), biometri, visus, autoref, keratometri, tonometri, dan Slit lamp. 

Menurutnya, di sini juga terdapat beberapa layanan unggulan lain, yaitu Pusat Layanan Ibu dan Anak, Layanan Trauma Centre, dan Haemodialisa. Layanan kesehatan Primaya Hospital Sukabumi juga didukung dengan teknologi CT Scan (Computerized Tomography) 128 Slices, USG 2D & USG 4D, Rontgen Panoramic, TUR-P, URS, Litotripsi, Orthopedic Instrument, Arthoplasti, Arthroskopi, Laparoskopi, Phaco Emulsification, Coblator, Craniotomy instrument, VP-Shunt, EVD (External Ventricular Drainage), C-Arm, Treadmill Test, Ekokardiografi, Audiometri, dan Spirometri.

Leona A. Karnali, CEO Primaya Hospital Group mengatakan dalam perayaan anniversary Primaya Hospital Group ke-18, dia ingin masyarakat secara luas turut merasakan dampak positif dari kegiatan 
yang dilaksanakan, untuk itu dia menutup rangkaian perayaan anniversary ini dengan Bakti Sosial Katarak. "Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, kami menghadirkan berbagai layanan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan 
kesehatan yang berkualitas. Seluruh rumah sakit kami didukung oleh dokter spesialis yang lengkap dan berpengalaman, serta dilengkapi dengan teknologi yang mumpuni," kata Leona.

Perlu diketahui, Primaya Hospital Group menutup rangkaian perayaan ulang tahun ke-18 dengan menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial Operasi Katarak yang diikuti oleh 50 orang peserta yang berdomisili di Kota Sukabumi dan sekitarnya. Kegiatan ini diawali dengan tahap skrining yang telah dilaksanakan sejak 7 september 2024, kemudian dilanjutkan dengan tindakan operasi pada  21 September 2024 dan layanan control paska operasi 22 September 2024.

Topik Menarik