Fantastis! Segini Nilai Bantuan Militer AS ke Israel sejak Perang 7 Oktober 2023

Fantastis! Segini Nilai Bantuan Militer AS ke Israel sejak Perang 7 Oktober 2023

Berita Utama | inews | Selasa, 8 Oktober 2024 - 04:10
share

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat telah memberikan bantuan militer fantastis kepada Israel senilai 17,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp281,4 triliun sejak perang pada 7 Oktober 2023. Selain membantai warga Jalur Gaza, bantuan militer itu juga digunakan untuk perang di kawasan, termasuk menyerang Lebanon.

Hasil studi yang dirilis Proyek Biaya Perang Universitas Brown mengungkap, jumlah itu merupakan bantuan militer paling besar yang diberikan untuk Israel dalam setahun. AS pertama kali memberikan bantuan militer untuk Israel pada 1959 dan sejak itu berjalan rutin setiap tahun.

Bukan hanya Israel, pengeluaran militer AS ikut membengkak di Timur Tengah. AS mengirim tambahan pasukan serta armada ke Timur Tengah sejak perang 7 Oktober. Selain itu armada perang AS ikut membantu pertahanan Israel, termasuk menangkis rudal-rudal yang ditembakkan dari Yaman maupun Iran.

Studi tersebut juga mendapati fakta, perluasan operasi militer AS di Timur Tengah sejak 7 Oktober menambah biaya tambahan hingga miliaran dolar.

Peningkatan operasi Angkatan Laut AS terhadap kelompok Houthi Yaman saja menambah sedikitnya 4,86 miliar dolar. Hal ini membuat total tagihan bagi pembayar pajak AS menjadi sedikitnya 22,76 miliar dolar AS.

Studi mencatat, angka 22,76 miliar dolar merupakan perkiraan konservatif, sebagian karena kurangnya transparansi pemerintah AS mengenai bantuan militer kepada Israel.

Pemerintahan Presiden Joe Biden membuat sedikitnya 100 kesepakatan senjata dengan Israel sejak 7 Oktober 2023. Nilai setiap transaksinya masih di bawah ambang batas yang mengharuskan Gedung Putih melapor ke Kongres untuk mendapat persetujuan.

Sokongan AS untuk Israel itu belum terrmasuk bantuan ekonomi, seperti komitmen bantuan militer yang telah dibuat sebelumnya, bantuan keamanan bagi Mesir dan negara sekutu AS lainnya di kawasan, serta kenaikan biaya logistik bagi konsumen AS akibat terganggunya jalur perdagangan maritim.

Topik Menarik