Program Hilirisasi Perkuat Nilai Emiten Tambang, Ini Buktinya

Program Hilirisasi Perkuat Nilai Emiten Tambang, Ini Buktinya

Ekonomi | inews | Jum'at, 18 Oktober 2024 - 07:00
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menjelaskan bahwa program hilirisasi industri menjadi salah satu langkah penting bagi Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045. Sebab, nantinya Indonesia bisa meningkatkan nilai tambah sumber daya alam sendiri. 

Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta program hilirisasi yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjadi angin segar dunia saham. Sebab, program hilirisasi, seperti pembangunan smelter mendorong emiten pertambangan untuk menunjukkan komitmen mendukung program pemerintah.

“Itu penting dalam rangka memperkuat kapasitas dan kapabilitas, yang nantinya mampu meningkatkan average selling price,” ucapnya lewat pesan singkat pada Rabu (2/10/2024).

 Nafan menjelaskan, upaya-upaya mendukung hilirisasi oleh perusahaan yang bergerak di industri pertambangan berdampak pada kondisi harga saham sejumlah emiten yang sudah price in. Adapun, sejumlah saham emiten pertambangan sudah berhasil mencapai target harganya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), serta PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). 

“Jadi artinya, kenaikan harga saham batu bara utamanya itu sudah ter-price-in dari adanya program-program terkait hilirisasi,” tutur dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan emiten-emiten pertambangan yang masuk dalam IDXBASIC atau indeks sektor bahan baku seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga akan mengalami pertumbuhan, menyusul proyeksi bahwa IDXBASIC akan mengalami peningkatan. 

“IDX Basic ini akan termasuk menjadi improving sector ya ke depannya, jadi prospeknya baik,” ucap Nafan.

 Dihubungi terpisah, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menyampaikan, hilirisasi juga berhasil mendorong nilai jual komoditas yang lebih tinggi. Tercatat, di sepanjang semester pertama tahun 2024 realisasi di sektor hilirisasi mencapai Rp181,4 triliun atau merupakan 21,9 persen dari total realisasi investasi di periode yang sama. 

 “Meski untuk saat ini masih berdampak positif untuk sektor tambang nikel, bauksit dan tembaga. Sedangkan untuk batu bara memang diperkirakan oleh pemerintah baru bisa berjalan setidaknya di tahun 2030,” kata Audi. 

Dengan adanya hilirisasi, lanjut Audi, dapat berpotensi besar peningkatan pendapatan karena saat ini 70 persen masih batu bara di Indonesia berkualitas rendah.

“Selain itu, ini juga mendorong transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan negara-negara lainnya,” ujar Audi.

Topik Menarik